21.000 Warga Inggris Tewas, Bukan Karena Covid-19 Melainkan Kebijakan Lockdown, Ini Penjelasannya.

- 1 Agustus 2020, 12:34 WIB
Ilustrasi lockdown
Ilustrasi lockdown /Pixabay

RINGTIMES BALI - Kebijakan lockdown atau karantina wilayah untuk menangani pandemi merupakan kebijakan yang belum sepenuhnya efektif dan Banyak negara memberlakukan kebijakan tersebut.

Beberapa negara merasakan dampat pengaruh dari kebijakan tersebut, ujung-ujungnya bertujuan untuk mengurangi laju penyebaran virus corona, melainkan ada pula yang justru merasakan sebaliknya

Contohnya negara Inggris mengambil kebijakan lockdown atau karantina wilayah malah memperburuk suasana.

Baca Juga: Profesor : Es Krim Membuat Cerdas, Jika Sarapan di Pagi Hari

Berita ini sebelumnya telah terbit di zonajakarta.com denganjudul Bukan Karena Covid-19, Kebijakan Lockdown di Inggris Justru 'Membunuh' 21.000 Warganya Gara-gara Ini

Sebuah studi mendapati sekitar 21.000 orang ternyata tewas bukan karena virus corona, melainkan akibat jauhnya akses bantuan medis.

Dikutip dari Daily Mail via Pikiran-Rakyat.com, Inggris memberlakukan pembatasan ketat selama delapan minggu berturut-turut.

Setiap minggunya, bertambah 2.700 kematian yang tidak diinginkan, melebihi catatan tahunan di sana.

Baca Juga: Minuman Oplosan Vodka Tewaskan Beberapa Pemuda di Timika

Kebanyakan dari mereka meninggal karena tak bisa mengakses pertolongan medis yang kadang dibutuhkan di tengah malam.

Halaman:

Editor: I Ketut Subiksa

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x