RINGTIMES BALI - Kebijakan lockdown atau karantina wilayah untuk menangani pandemi merupakan kebijakan yang belum sepenuhnya efektif dan Banyak negara memberlakukan kebijakan tersebut.
Beberapa negara merasakan dampat pengaruh dari kebijakan tersebut, ujung-ujungnya bertujuan untuk mengurangi laju penyebaran virus corona, melainkan ada pula yang justru merasakan sebaliknya
Contohnya negara Inggris mengambil kebijakan lockdown atau karantina wilayah malah memperburuk suasana.
Baca Juga: Profesor : Es Krim Membuat Cerdas, Jika Sarapan di Pagi Hari
Berita ini sebelumnya telah terbit di zonajakarta.com denganjudul Bukan Karena Covid-19, Kebijakan Lockdown di Inggris Justru 'Membunuh' 21.000 Warganya Gara-gara Ini
Sebuah studi mendapati sekitar 21.000 orang ternyata tewas bukan karena virus corona, melainkan akibat jauhnya akses bantuan medis.
Dikutip dari Daily Mail via Pikiran-Rakyat.com, Inggris memberlakukan pembatasan ketat selama delapan minggu berturut-turut.
Setiap minggunya, bertambah 2.700 kematian yang tidak diinginkan, melebihi catatan tahunan di sana.
Baca Juga: Minuman Oplosan Vodka Tewaskan Beberapa Pemuda di Timika
Kebanyakan dari mereka meninggal karena tak bisa mengakses pertolongan medis yang kadang dibutuhkan di tengah malam.