RINGTIMES BALI - Tidak henti-hentinya Negeri gingseng (Cina) diterpa musibah, diawalidengan wabah Covid-19 yang belum mereda, kini permaslahan baru timbul di negara tersebuat, kasus rabies melonjak tajam sehingga perusahaan vaksin rabies menghentikan produksinya pada Januari Februari akibat pandemi Covid-19.
Kini masyarakat Negeri Gingseng tersebut dicekam kekhawatiran yang mendalam, dikarenakan sejumlah provinsi mengalami kekurangan persediaan vaksin rabies di tengah lonjakan kasus orang-orang yang terluka akibat gigitan anjing dan kucing.
Diketahui Rumah Sakit No 5 Kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei, Senin, 27 Juli 2020 menyatakan, kekurangan stok vaksin rabies pada Mei-Juni setelah sejumlah perusahaan vaksin menghentikan produksinya pada Januari-Februari akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Perlu Diketahui, Ini Cara Mudah Membuat SIM dan Biayanya
Berita ini sebelumnya telah terbit di galamedianews.com dengan judul Selain Pandemi Covid-19, China Kini Dilanda Lonjakan Kasus Rabies
Kalau pun ada, distribusinya sangat lambat, demikian rumah sakit tersebut dikutip media resmi setempat, Selasa, 28 Juli 2020.
Baca Juga: Joko Widodo, Indonesia Diproyeksi Jadi yang Tercepat Setelah China Dalam Pemulihan Ekonomi
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDCP) Kota Jinan, Provinsi Shandong, juga menyatakan hal yang senada bahkan kekurangan stok akan berlangsung lama.
Beberapa pengamat menilai kekurangan stok tersebut akibat pengetatan sistem supervisi sehingga lisensi beberapa perusahaan besar ditangguhkan sebagai dampak skandal kegagalan vaksin yang diproduksi oleh Changchun Changsheng Life Science pada 2018.
Skandal ini telah mendapatkan perhatian serius dari Presiden Xi Jinping selaku Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) sehingga beberapa pucuk pimpinan perusahaan vaksin tersebut dijebloskan ke penjara.