Biarawati di Myanmar Berlutut Memohon Supaya Aparat Tidak Sakiti Pengunjuk Rasa

- 10 Maret 2021, 11:45 WIB
Biarawati di Myanmar memohon kepada aparat untuk tidak menyakiti pengujuk rasa.
Biarawati di Myanmar memohon kepada aparat untuk tidak menyakiti pengujuk rasa. /Dok. Myitkyiana News Journal

Suster Tawng yang juga mengelola klinik beserta salah satu polisi sempat menyentuhkan dahi mereka ke tanah, namun tembakan tetap terdengar tidak lama kemudian.

Baca Juga: Gadis 19 Tahun Jadi Korban Kudeta Myanmar, Pesan Kematiannya Bikin Merinding: Jangan Selamatkan Saya!

“Kami mendengar suara tembakan keras, dan melihat kepala anak kecil meledak, dan ada sungai darah di jalan,” kata Tawng.

Suster Twang dan beberapa saksi mengatakan usai kejadian tersebut, setidaknya dua pengunjuk rasa tewas dan beberapa lainnya terluka,

Lebih lanjut, seorang juru bicara militer dan polisi di Myitkyina tidak menanggapi permintaan permintaan tersebut.

Baca Juga: Facebook Resmi Hapus Laman dan Akun Instagram yang Dikendalikan Militer Myanmar

Disisi lain, Suster Tawng mencoba membawa beberapa korban ke klinik sebelum dibutakan oleh gas air mata.

“Lantai klinik kami menjadi lautan darah,” katanya. Kita perlu menghargai hidup. Itu membuat saya merasa sangat sedih,” tuturnya.

Biarawati itu juga berada di antara pengunjuk rasa dan garis polisi akhir bulan lalu, memohon perdamaian.***

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah