Pasca Kudeta Militer, Joe Biden Ancam Myanmar dengan Berikan Sanksi

- 3 Februari 2021, 15:49 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengecam aksi kudeta di Myanmar.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengecam aksi kudeta di Myanmar. /Twitter.com/@JoeBiden/

RINGTIMES BALI - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Senin, 1 Februari 2021 dini hari, mengumumkan akan mempertimbangkan kembali pemberlakukan sanksi terhadap Myanmar.

Pasca terjadinya kudeta militer, situasi di Myanmar masih belum terkendali. 

Masyarakat mengalami kepanikan, lantaran listrik dan internet yang dipadamkan. Tidak hanya sampai di situ, beberapa wilayah di Myanmar juga ditutup untuk sementara waktu.

Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh anggapan dari pelaku kudeta militer bahwa adanya kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu Myanmar, pada November 2020.

Baca Juga: Kudeta Myanmar, Pendukung Aung San Suu Kyi Serukan Pembebasan, Militer Tuai Kecaman

Aung San Suu Kyi, yang terpilih sebagai pemimpin berdasarkan hasil pemilu, ditangkap lantaran dianggap lakukan kecurangan.

Pengambilalihan pemerintah oleh militer ini dilakukan saat sesi parlemen akan dilaksanakan.

Dilansir Ringtimes Bali dari Aljazeera.com, Biden mendesak masyarakat internasional untuk turut mendukung penurunan jabatan para jenderal di Myanmar.

“Komunitas internasional harus bersatu dalam satu suara untuk menekan militer Burma, agar segera melepaskan kekuasaan yang mereka rebut, membebaskan para aktivis dan pejabat yang mereka tangkap,” kata Biden.

Baca Juga: Viral Video Wanita Asyik Senam 'Ampun Bang Jago' Berlatar Konvoi Militer di Myanmar

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Al Jazeera Politico


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x