RINGTIMES BALI - Myanmar menghadapi kekacauan sejak 1 Februari ketika militer melancarkan kudeta dan menangkapAung San Suu Kyi.
Kudeta dilakukan untuk menghentikan percobaan Myanmar selama satu dekade dengan pemerintahan yang lebih demokratis dan memicu protes massa setiap hari.
Demonstrasi anti kudeta besar-besaran terus terjadi dalam sebulan terakhir. Sedikitnya 38 orang tewas setelah pasukan keamanan berusaha menghentikan demo anti kudeta di Myanmar.
Baca Juga: Miliader Jepang Cari 8 Orang Bergabung dalam Misi ke Bulan Bersama SpaceX
Menurut berbagai laporan dari beberapa kota besar dan kecil, polisi dan militer menggunakan peluru tajam, serta gas air mata dan peluru karet, untuk memadamkan protes di hari paling mematikan sejak demonstrasi menentang kudeta meletus.
Dua pengunjuk rasa, yang dilaporkan adalah seorang pria berusia 37 tahun dan seorang gadis berusia 19 tahun, juga tewas di kota kedua Mandalay.
Gadis berusia 19 tahun bernama Kyal Sin mejadi viral karena kalimat dalam t-shirtnya yang bertuliskan "everything will be okay". Ia tewas usai terkena tembakan di kepala.
Baca Juga: Remaja Tewas saat Aksi Demo Kudeta Myanmar, Tinggalkan Surat Wasiat Donor Organ Miliknya
Salah seorang teman Kyal Sin,Myat Thu yang bersamanya saat demo berlangsung, menyebut gadis itu sebagai wanita muda pemberani.
Ia menendang pipa air hingga terbuka agar para pengunjuk rasa yang terkena gas air mata dapat mencuci mata mereka dan ia melemparkan tabung gas air mata kembali kepada polisi.