Dorothy mengatakan Alexander tertarik berinvestasi sejak sebelum lulus SMA dan membuka akun di Robinhood.
Baca Juga: Bill Gates Meramal Datangnya Pandemi di Masa Depan, 10 Kali Lipat Lebih Parah
Alex memulainya menggunakan uang dari tabungannya yang berasal dari pemberian kakek dan neneknya serta hasil pekerjaannya selama musim panas.
Dorothy tidak menyadari kalau Robinhood menyetujui opsi penjualan dan pembelian instrumen keuangan berisiko besar kepada Alexander.
Diceritakan, Alex melihat Robinhood membatasi akunnya yang memperlihatkan saldo negatif sebesar 730.000 US Dollar.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing UMKM, Pemerintah Menggandeng Asosiasi Fintech Indonesia
Kemudian perusahaan mengirim sebuah email otomatis sekitar pukul 03.26 pagi untuk mengambil tindakan segera, dengan meminta pembayaran sebesar 170.000 US Dollar dalam beberapa hari.
Robinhood tidak memiliki telepon layanan pelanggan, sebab itulah Alex mengirim email hingga 3 kali saat itu ke pihak Robinhood.
Ia butuh bantuan untuk memahami apa yang terjadi serta bertanya apakah dia bisa menimbangi kerugian dengan perdagangan lain. Namun yang diterima hanya balasan otomatis.
Baca Juga: Diskop Bali Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan Fintech di Tengah Pandemi