Deretan Serangan Usai Presiden Macron Lecehkan Islam, Web Diretas Hingga Boikot Produk Prancis

27 Oktober 2020, 07:22 WIB
Deretan Serangan Usai Presiden Macron Lecehkan Islam, Web Diretas Hingga Boikot Produk Prancis /Aljazeera/

RINGTIMES BALI - Ucapan Presiden Prancis, Emmanuel Macron menjadi mimpi buruk bagi Prancis.

Sederet reaksi dan serangan dari media sosial muncul dari berbagai negara lain.

Sejumlah situs web pada Minggu, 25 Oktober 2020 diretas usai pemimpin negara itu mengeluarkan pernyataan anti-Islam dan memaafkan penerbitan kartun Nabi Muhammad.

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Lecehkan Islam dan Hina Nabi Muhammad, Umat Kristen Bereaksi

Akun anti-malware dan unit dukungan di Twitter mengatakan serangan siber besar-besaran terhadap situs web Prancis sedang berlangsung.

"Gelombang serangan dunia maya telah menghantam situs web Prancis pada Minggu malam," katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Sikap Macron terhadap Islam, seperti penerbitan ulang karikatur yang menghina Nabi Muhammad dan proyeksi mereka  telah memicu boikot produk Prancis di beberapa negara termasuk Qatar, Kuwait, Aljazair, Sudan, Palestina, dan Maroko.

Baca Juga: Cara Dapat Bantuan BLT Banpres UMKM Rp2,4 Juta Tahap II, Ini Link Daftar Online di 32 Kabupaten/Kota

Pemenggalan kepala seorang guru yang pernah mempertontonkan kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi memicu pernyataan anti-Islam di Prancis yang juga memicu protes di negara-negara Muslim.

Sang presiden berkata guru itu, Samuel Paty, "dibunuh karena para Islamis menginginkan masa depan kami", tetapi Prancis "tidak akan menyerahkan kartun kami".

Sejumlah negara mengutuk penerbitan ulang kartun Prancis yang menghina Nabi Muhammad baru-baru ini.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini (27 Oktober 2020) di Pegadaian, Ligam Mulia Antam, Batik, Retro dan UBS Turun

Masyarakat terus mendukung boikot produk Prancis yang diluncurkan melalui kampanye media sosial di seluruh Maroko.

Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerang Islam dan komunitas Muslim, menuduh Muslim "separatisme." Dia menggambarkan Islam sebagai "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia." Seperti dikutip RINGTIMES BALI dari laman WARTA EKONOMI, 26 Oktober 2020.

Ini bertepatan dengan langkah provokatif oleh Charlie Hebdo, majalah satire Prancis sayap kiri yang terkenal karena menerbitkan karikatur anti-Islam yang telah menarik kemarahan dan kemarahan yang meluas di seluruh dunia Muslim.

Baca Juga: Bikin Ngiler, Rujak Natsepa Kuliner Khas Ambon yang Wajib Dinikmati.

Awal tahun ini, mereka menerbitkan ulang kartun yang menghina Islam dan Nabi Muhammad.

Pada hari Rabu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi, sebuah pernyataan yang memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim

Selain kartun provokatif, awal bulan ini, Presiden Macron menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis" dan mengumumkan rencana undang-undang yang lebih keras untuk menangani apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.

Baca Juga: Pacar sekaligus Pasangan 'Sah' Dul Jaelani di Video Klip Jas Putih, Ini Profil Lengkap Tissa Biani

Muslim Prancis menuduhnya mencoba menekan agama mereka dan melegitimasi Islamofobia.

Beberapa negara Arab, serta Turki dan Pakistan, juga mengutuk sikap Macron terhadap Muslim dan Islam, dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pemimpin Prancis membutuhkan "pemeriksaan kesehatan mental."

Presiden Turki berkata: "Apa masalah Macron dengan Islam? Apa masalahnya dengan Muslim? Dia membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental. Apa lagi yang bisa kami katakan kepada seorang presiden yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan dan berperilaku seperti ini kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda?,"

Baca Juga: Bikin Ngiler, Rujak Natsepa Kuliner Khas Ambon yang Wajib Dinikmati.

Penggambaran Nabi Muhammad dapat sangat menyinggung bagi umat Islam karena tradisi Islam secara eksplisit melarang gambar Muhammad dan Allah.***(Tim WE)

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler