Presiden Turki Erdogan Marah Besar Sebut Yunani 'Preman' Ada Apa?

16 Agustus 2020, 10:43 WIB
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan.* /AFP /

RINGTIMES BALI - Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mendadak marah besar. Ini ketika ketegangan Yunani-Turki terus memuncak sejak Hagia Sophia dialihfungsikan kembali menjadi masjid pada pertengahan Juli 2020 silam.

Untuk diketahui, setelah masalah Hagia Sophia, Athena mempersoalkan kapal survei seismik Turki di Laut Mediterania Timur yang menjadi sengketa kedua negara.

Bahkan Yunani mengklaim operasi eksplorasi energi itu telah melanggar kedaulatannya sampai-sampai memanggil Perancis untuk memberi dukungan di sana.

Baca Juga: Waspada, Terungkap Toilet Umum Tempat Paling Berisiko Tinggi Penularan Covid-19

Erdogan menyatakan, bahwa pihaknya punya hak untuk membela diri dari tuduhan tersebut.

Atas hal itu, Perdana Menteri Yunani Kryakios Mitsotakis menjawab dengan peringatan 'takkan ada tantangan yang tak dijawab'.

"Tanggung jawab terletak pada mereka yang menimbulkan situasi ini. Kami takkan pernah menjadi yang pertama memperuncing masalah," ujarnya.

Baca Juga: Jet China Dibuntuti Laser Roket: Apakah Benar Perang Dunia III Akan Meletus?

Pernyataan tersebut membuat Presiden Erdogan makin naik pitam sampai-sampai menyebut Yunani sebagai bandit alias preman.

"Kami takkan tunduk pada aksi premanisme di paparan benua kami," tegasnya.

"Kami takkan mundur ke belakang ketika melawan bahasa-bahasa bernada sanksi ataupun ancaman," sambung Erdogan.

Baca Juga: Ikan Tuna Termahal di Dunia Tampakan Diri di Laut Inggris, Bayangkan Harganya Capai Rp48 Miliar

Presiden dari partai AKP ini mengklaim telah mempermudah persoalan dengan Yunani.

"Kami telah menunjukkan bahwa kami bisa melunakkan posisi kami. Sayangnya, Yunani tak merespon pendekatan ini," jelas Erdogan.

"Jika mereka terus menerus seperti ini, kami akan melakukan apapun yang dibutuhkan," tukasnya.

Baca Juga: Pembom Siluman Nuklir AS Diboyong ke Pangkalan Udara Samudra Hindia, China Ketar-Ketir

Dengan tegas, ia menyatakan Istanbul akan selalu melindungi hak-hak negaranya secara maksimal.

"Saat ini, prioritas kami adalah melindungi hak kami sampai ke titik maksimal di Laut Mediterania Timur, Libya, dan Laut Aegean," pungkas Erdogan.

Sebagaimana dimuat sebelumnya di Pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul "Usai Marah pada Uni Emirat Arab yang Dukung Israel, Presiden Erdogan Ancam dan Sebut Yunani 'Preman'" yang dikutip dari Express, Minggu 16 Agustus 2020.

Baca Juga: Ini Sikap Indonesia terhadap Kebijakan Keamanan Tiongkok dan Hongkong

Aksi yang dianggap melanggar teritorial oleh Yunani ialah penjelajahan Kapal Oruc Reis di dekat Pulau Megisti.

Kapal tersebut diiringi kapal perang dan akan mengeksplorasi sumber daya hidrokarbon di sekitar perairan itu hingga Minggu 23 Oktober 2020.

Turki sendiri sedang mengalami ketegangan dengan sejumlah negara yang dinilai memperparah konflik dunia.

Baca Juga: Mengejutkan, Israel Tunda 'Caplok' Tanah Palestina Tepi Barat Berkat AS, 'Tikam dari Belakang'

Presiden Erdogan marah pada Perancis yang malah mengirimkan pesawat tempur dan kapal ke perbatasan Yunani-Turki dan menggelar latihan militer bersama rivalnya itu.

Selain itu, ia pun mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA) karena malah 'berdamai' dengan Israel.

"Langkah melawan Palestina bukanlah hal yang bisa diatasi. Kini, Palestina akan menutup atau menarik kedutaan besarnya. Hal yang sama akan kami lakukan juga sekarang," tegas Erdogan.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran-rakyat.com)

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Pikiran Rakyat Express

Tags

Terkini

Terpopuler