Kisah Misteri Wanita Selama 18 Tahun Terjebak di Pulau Tak Berpenghuni, Meninggal 7 Minggu Setelah Dievakuasi

3 Maret 2021, 08:15 WIB
Foto Juana Maria /Medium.com/Weird History

RINGTIMES BALI – Jika Anda pernah membaca dongeng tentang seseorang yang bertahan hidup di sebuah pulau tak berpenghuni, percayalah bahwa kisah tersebut juga terjadi di kehidupan nyata.

Salah satunya adalah kisah terkenal dari seorang wanita bernama Juana Maria yang lahir pada abad ke-18.

Juana Maria merupakan seorang gadis keturunan suku Nicoleno yang berada di suatu pulau di San Nicolas, California, Amerika Serikat.

Baca Juga: Kisah Pilu Syam Permana, Penulis Lagu Dangdut Terkenal Kini Jadi Pemulung

Kala itu, sekiranya dari tahun 1811 sampai 1814 suku ini diserang oleh sekelompok pemburu, yang mana diperkirakan Juana Maria masih seorang anak-anak.

Akibat dari pertempuran tersebut, suku yang hanya memiliki sebanyak 300 populasi ini semakin berkurang. Bahkan, setelah melewati dua dekade suku Nicoleno hanya berjumlah 20 orang.

Pada tahun yang sama atau tepatnya pada tahun 1835, suku Nicoleno dievakuasi dari pulau tersebut. Sayangnya, mereka pergi tanpa membawa Maria bersama mereka.

Baca Juga: Tepat Hari Ini, Gempa Bumi Chile Picu Tsunami, Sebabkan 85 Korban Meninggal Dalam Sejarah

Dilansir Ringtimesbali.com dari akun YouTube SAkuu, alasan Maria tertinggal di pulau yang berbatasan dengan Samudra Pasifik ini adalah karena dirinya yang tak muncul saat proses evakuasi dilakukan.

Namun, yang masih menjadi perdebatan adalah di mana Maria saat hal itu terjadi. Beberapa sumber mengatakan, Maria pergi mencari anaknya di suatu tempat di pulau tersebut. Adapula yang mengatakan bahwa Maria melompat dari kapal karena mengira adiknya tertinggal.

18 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1853, seorang kapten kapal asal Amerika, George Nidever mendarat di pulau San Nicolas yang saat itu sudah tak berpenghuni dan dirinya menemukan Maria yang masih hidup seorang diri.

Baca Juga: Kisah Pilu Kehidupan Seorang Anak Pemulung di India

Saat Nidever datang, alih-alih Maria merasa terancam dengan kedatangan orang asing, dirinya justru menyambut hangat dengan senyuman sembari membungkuk.

Tak banyak yang dapat diketahui bagaimana cara Maria bertahan hidup dan dampak apa yang dialaminya selama hidup seorang diri. Karena, saat ditemukan pun Maria berbicara dengan bahasa yang orang lain tak dapat mengerti.

Saat bertemu Maria pula, Nidever yang biasanya menuliskan kegiatan sehari-hari dalam buku catatan, menggambarkan Maria sebagai seorang wanita tua yang sibuk membuang kotoran ikan paus.

Baca Juga: Cerita Fiksi Pesawat Mendarat Setelah 35 Tahun Hilang, Ada 92 Tengkorak di Dalamnya

Di pulau tersebut, Maria juga membuat sebuah gubuk kecil yang dibangun dari tumpukan tulang-belulang ikan paus untuk bertahan hidup.

Dengan ditemukannya Maria, sekaligus menjadi fakta bahwa dirinya adalah anggota suku terakhir dari suku Nicoleno yang masih hidup.

Juana Maria yang hidup terisolasi cukup lama ini membuat tubuhnya sangat rentan terhadap penyakit. Hal ini diketahui dari dirinya yang meninggal dunia 7 minggu usai dievakuasi dari San Nicolas dengan penyebab kematian mengalami disentri pada 19 Oktober 1853.

Baca Juga: Viral, Arkeolog Temukan Mumi Dengan Lidah Emas di Mesir

Nama asli dari wanita ini, sampai saat ini masih menjadi misteri. Nama Juana Maria sendiri merupakan pemberian dari para pendeta Katolik setelah dirinya dibawa ke Santa Barbara Mission, Amerika. Tak hanya itu, dirinya juga memiliki julukan nama Karana saat berada di Pulau Lumba-lumba Biru.

Awalnya, beberapa barang yang dibawa Maria dari San Nicolas sempat diabadikan di sebuah museum di San Francisco. Namun, beberapa barang tersebut kini menghilang akibat gempa bumi pada awal abad ke-19 dan beberapa juga dicuri saat dipindahkan ke negara lain.

Penemuan Juana Maria dengan kisah hidupnya yang mengesankan dan penuh misteri juga dijadikan karya sebuah buku berjudul Island of The Blue Dolphins yang ditulis oleh Scott O’Dell.***

 

 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler