DPR Ramai Belain Anies Baswedan, Soal Menko Airlangga Sebut IHSG Anjlok Gegara PSBB Total

11 September 2020, 13:20 WIB
DPR Ramai Belain Anis, Terkait Menko Airlangga Sebut IHSG Anjlok Gegara PSBB Anies Baswedan /

RINGTIMES BALI - Pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto terkait anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) usai gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penetapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Total, dikritisi anggota Komisi XI DPR Kamrussamad.

Pernyataan Airlangga tersebut mencerminkan pola pikir pemerintah yang mengutamakan ekonomi daripada kesehatan dan keselamatan masyarakat.

"Ini merupakan problem utama sejak awal, takut lockdown akhirnya di-lockdown oleh puluhan negara, takut perpanjang PSBB akhirnya virus membuat peternakan sendiri dalam transmisi setiap komunitas warga," kata Kamrussamad dalam keterangan tertulisnya dikutip Ringtimes Bali dari Warta Ekonomi sindikasi Republika, Kamis 10 September 2020.

Baca Juga: Langkahi Jokowi, Gerindra Minta Anies Dicopot, Wagub DKI Bantah PSBB Total, Lho Kok Bisa

Kamrussamad mengimbau kepada seluruh pihak untuk tidak menyalahkan siapa-siapa. Menurutnya, IHSG yang fluktuatif adalah hal yang biasa. Bahkan, pemerintah sendiri yang mengatakan bahwa Indonesia saat ini berada dalam situasi extraordinary.

"Artinya, sewaktu-waktu bisa terjadi turbulensi ekonomi nasional apalagi pasar modal seperti IHSG," ujar politikus Partai Gerindra itu.

Menurutnya, langkah Gubenur DKI Jakarta menerapkan kembali PSBB total pada 14 September mendatang merupakan langkah tepat. Karena, imbuhnya, dari 34 Provinsi baru DKI yang memenuhi standar jumlah tes spesimen warga yang ditentukan oleh WHO 1:1.000. "Hasilnya, semua rumah sakit penuh pasien Covid. Bagaimana dengan provinsi lain?" imbuhnya.

Baca Juga: PSBB Total Berlaku di Jakarta, Cek Aturannya Disini

Anggota Komisi XI DPR lainnya, Anis Byarwati juga menyoroti soal terjunnya nilai IHSG 154,7 poin atau 2,99 persen ke posisi 4.988,33 pada Kamis 10 September 2020 pagi. Menurut Anis, koreksi IHSG yang terjadi kemarin merupakan hal yang wajar sebagai reaksi pasar terhadap rencana penerapan PSBB total untuk wilayah DKI Jakarta.

Anis menambahkan, sudah dipahami bahwa PSBB Total yang rencananya akan diberlakukan DKI Jakarta pasti akan berdampak besar terhadap ekonomi nasional. Hal tersebut lantaran DKI Jakarta menjadi motor penggerak ekonomi utama Indonesia.

"Kontribusi Provinsi DKI Jakarta terhadap perekonomian Indonesia sangat signifikan, sekitar 17 sampai 18 persen," kata Anis dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Kamis.

Baca Juga: PSBB di Surabaya Tak Kembali Diterapkan Meskipun Angka Kasus Tinggi

Ia pun menyambut keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memutuskan kembali menerapkan PSBB Total pada 14 September mendatang. Menurutnya, pemberlakuan kembali PSBB Total di Jakarta sudah harus dilakukan lantaran kebijakan pelonggaran PSBB memiliki tingkat risiko penyebaran virus corona tinggi.

"Dengan kondisi memprihatinkan seperti ini, PSBB ketat sudah seharusnya diterapkan," ujarnya.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan bahwa PSBB Total di DKI Jakarta merupakan contoh tepat untuk mengatur kembali strategi menekan pandemi kemudian diikuti pemulihan ekonomi.

Baca Juga: Ada Tiga Situasi, Jabar Resmi Perpanjang PSBB hingga 26 Juni 2020

"Mindset diubah, memang kesehatan diutamakan, nanti ekonomi mengikuti," katanya dalam webinar di Jakarta, Kamis. Ia mengharapkan langkah tersebut dapat ditiru pemerintah daerah lainnya dengan menempatkan kesehatan sebagai prioritas utama.

"Kesehatan yang utama, tapi pada akhirnya dibuat berjalan berdampingan sehingga inilah akibatnya ternyata kesehatan bukan prioritas utama sehingga akan berdampak ke ekonomi," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, pengumuman pemberlakuan kembali PSBB total oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berimbas pada pasar keuangan.

Baca Juga: Hari Ini, PSBB di Jawa Barat Diputuskan Kembali Diperpanjang

Menurutnya, kebijakan 'rem darurat' yang diumumkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Rabu 9 September itu menyebabkan volatilitas pasar keuangan meningkat pada pagi ini.

Airlangga mengatakan, sebenarnya, kinerja pasar keuangan sebenarnya sudah menunjukkan arah positif sejak beberapa pekan terakhir dibandingkan April. Indeks saham sektoral mengalami penguatan pada sebagian besar sektor dengan variasi kenaikan hingga di atas 20 persen.

"Hari ini, indeks masih ada ketidakpastian akibat announcement Gubernur DKI tadi malam sehingga pagi tadi, indeks sudah di bawah 5.000," tutur Airlangga dalam Webinar Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Kamis 10 September.

Baca Juga: PSBB Akan Berakhir, Pasien Positif Covid-19 Sembuh Terus Bertambah

Diketahui, IHSG pada Kamis pagi dibuka anjlok ke level 5.084,32. Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan saham pada pukul 10.36 JATS.

Dalam kesempatan yang sama, Airlangga juga menekankan, 'gas' dan 'rem' sebaiknya tidak dilakukan secara mendadak. Karena, menurutnya, langkah itu bisa berimbas pada kepercayaan dari publik dan investor.

"Ekonomi tidak semuanya tentang faktor fundamental, tapi juga sentimen keuangan, terutama di sektor capital market," katanya.

Baca Juga: Pemprov Jatim Memperpanjang PSBB ‘Surabaya Raya’ Sejak 26 Mei

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memang akhirnya menarik rem darurat yang mencabut kebijakan PSBB transisi dan memberlakukan kembali PSBB secara total. Anies menilai, Jakarta saat ini dalam kondisi darurat.

"Dengan melihat keadaan darurat ini di Jakarta, tidak ada pilihan lain selain keputusan untuk tarik rem darurat. Artinya, kita terpaksa berlakukan PSBB seperti awal pandemi. Inilah rem darurat yang harus kita tarik," kata Anies dalam keterangan pers yang disampaikan di Balai Kota Jakarta, Rabu 9 Septermber malam.***

 

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: republika Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler