Terkait Pembangunan Tukad Mati, Begini Rancangan Ketua LPM Legian

- 20 Agustus 2020, 11:57 WIB
Wayan Puspa Negara
Wayan Puspa Negara /Roby/tim ringtimes bali

RINGTIMES BALI- Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Legian, I Wayan Puspa Negara mengatakan salah satu cara menarik wisatawan untuk terus berminat datang ke Bali adalah dengan membangun destinasi wisata yang bervariasi.

Salah satu destinasi baru yang berpotensi menjadi destinasi berkualitas adalah
kawasan sungai.

Bali sudah terkenal dengan obyek wisata pantai dan lainnya. Itu kedepannya akan terkesan monoton, oleh karena itu perlu dibangun potensi wisata yang lain agar pesona bali tidak akan memudar ke depannya.  

Baca Juga: FKPT Bali Gelar Rapat Koordinasi Jelang Kegiatan BNPT di Bali

Hal ini dikatakan Wayan saat ditemui di Kantor LPM Legian (Rabu, 19/8/2020).

"Kalau namanya pembangunan, itu berarti yang tidak ada menjadi ada. Yang sudah baik menjadi lebih baik. Kalau sudah baik menjadi sempurna, kan gitu. Oleh karena itu kita petakan potensi wisata yang ada di wilayah Legian. Pertama pantai, pantai kita sudah terkenal, tapi kalau pantai aja, itu akan terkesan monoton," ungkap Wayan.

I Wayan Puspa Negara selain sebagai Ketua LPM Legian juga mempunyai posisi yang penting di bagian pariwisata yakni Staf Ahli bidang Pariwisata DPRD Badung. Oleh karena itu, terkait rencana pembangunan potensi wisata baru bukan hal baru baginya.

Baca Juga: Ini Tata Cara dan Niat Puasa Senin Kamis yang Bertepatan dengan Satu Suro

Dia sangat optimis jika ke depannya kawasan Tukad Mati akan menjadi destinasi pilihan Wisatawan.

Lebih lanjut mantan anggota DPRD Badung ini menegaskan, untuk dapat merealisasikan pembangunan Tukad Mati, LPM Legian akan berkoordinasi dengan Balai Sungai Bali-Penida.

Selain itu, ia meminta dorongan pemerintah untuk dapat merealisasikan pembangunan kawasan Tukad Mati.

Baca Juga: Diskominfos Fasilitasi Pembentukan Forum Komunikasi Antar Media Bali Bangkit

Pemerintah Badung pun merespon baik dan akan menggelontorkan dana sebesar 250 Milyar untuk pembangunan kawasan Tukad Mati, dimulai dari Jembatan Nakula sampai ke Jembatan Patih Jelantik, sepanjang 800 meter.

Selain itu akan dibangun patung dewi Mansa setinggi 80 meter sebagai ikon Legian. Selain itu Legian Sparkling (Legian Berkilau) dengan penataan lampu yang berkilau di malam hari yang bertenaga surya dan bertenaga angin.

"Kita di Legian ada di Tukad Mati Tengah yang jaraknya 800 meter, dari jembatan Nakula sampai Patih Djelantik. Dulu karena banyak semak, belukar dan perdu serta banyaknya sampah plastik, tidak ada yang melihat kawasan tukad mati. LPM Legian kemudian membentuk Program Kali Bersih (Prokasih) berkelanjutan," ujar Wayan.

Baca Juga: Jika Uji Vaksinasi Selesai, Indonesia di Perkirakan Normal 2021

Program Prokasih direalisasikan dengan memberdayakan masyarakat kecil di Legian seperti Pedagang Keliling, Pemulung, dan Juru parkir.

Sebagian besar masyarakat Legian yang berkecimpung di dunia pariwisata dan menjadi General Manager, Owner dan mempunyai bisnis yang besar tentunya enggan untuk kerja bakti membersihkan sungai.

Oleh karena itu, masyarakat kecil meskipun yang bukan asli bali diberdayakan untuk menjaga kebersihan kali dengan wajib bekerja bakti setiap hari jumat.

Baca Juga: Tayang Perdana, Ini Fakta Film JKDN yang Harus Kamu Tonton di Bulan Muharram

Bagi yang melanggar akan disanksi kerja bakti mulai hari senin sampai sabtu. Sebaliknya LPM Legian memperhatikan masyarakat kecil dengan menyalurkan bantuan berupa sembako, terutama masyarakat Legian yang berasal dari luar Bali.***(Roby)

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x