Hal ini sebagaimana dikutip RINGTIMES BALI dari kolom komentar di akun instagram @punapibali.
Dimana akun @junaikd yang menanyakan mengapa setelah viral baru dilakukan upacara tawur.
"Aneh sih, videonya dibuat tahun lalu, tapi setelah viral baru di upacarai, kalau dilihat dampak negatif 1 thn terakhir di gn Batur apa ada secara signifikan ?," tanyanya.
Pertanyaan ini pun dijawab bijak oleh akun @citrawati_niluhputu.
@junaikd lebih mengkhawatirkan ketika kita sudah tau ada leteh (kotor) terjadi disana, kemudian menunda melakukan pembersihan karena tolak ukur dari tidak ada nya kejadian significant selama setahun kebelakang.
Bisa aja alam jadi murka dan menunjukkannya dengan bala atau marabahaya lainnya nanti dikemudian hari," katanya.
Netizen lain pun ikut memberikan tanggapannya, seperti akun @adhi_gunawn.
"Carikan solusi yg lain pang sing trus mecaru ???? berani membuka obyrk wisata diareal tempat suci harus brani bertanggung jawab dampaknya yen trus bedik bedik mcaru ya kan etikanya kurang tepat
Bahkan netizen lainnya meminta agar area obyek wisata terutama kawasan suci ditutup dari pariwisata.