Selanjutnya, Sayyidina Umar menjelaskan. “Saja tidak pernah berzina. Namun saya tetap senang ketika memiliki nafsu Syahwat. Biar ditulis jadi pahala karena menahan nafsu syahwat. Jika aku tidak punya nafsu syahwat, aku tidak akan punya pahala menahan nafsu syahwat,” jelas Sayyidina Umar.
Demikianlah cerita sahabat Umar yang memperoleh pahala dengan menjaga fitrah kemanusiaannya. Nafsu syahwat adalah sesuatu yang lumrah yang dimiliki manusia.
Baca Juga: Benarkah Nama Ibukota Baru Nusantara Terinspirasi Dari Ketua PKI DN AIDIT? Yuk Cek Fakta atau Hoax
Nafsu birahi adalah fitrah manusia yang datang atas kehendak Allah.
Tugas manusia bukan untuk menghilangkan nafsu syahwat. Tugas manusia adalah menjaga diri agar syahwatnya tetap terkontrol. Dengan demikian, ia akan mendapatkan pahala bersabar dan mengendalikan diri.
Begitupun dengan nafsu lain yang bersifat duniawi. Manusia boleh memilikinya, namun harus tetap dalam koridor untuk menjalankan ketaatan pada Allah.
Manusia bisa mendapatkan pahala dengan mengkontrol nafsu duniawinya untuk menjadi lebih taat. Jika mendapatkan dua pilihan sulit, memilih taat pada Allah atau taat pada hawa nafsu, orang beriman yang akan mendapatkan pahala adalah orang yang memilih taat pada Allah daripada taat pada hawa nafsunya.
Dengan demikian, keimanan pada Allah akan lebih tinggi bagi orang-orang yang pandai menjaga diri.
Itulah penjelasan Gus Baha mengenai pahala yang didapatkan dari menjaga nilai kemanusiaan. Semoga bermanfaat.***