Gus Baha: Tradisi Sesajen Jangan Dicap Syirik dan Kafir, Para Wali Sudah Mengajarkan Sedekah kepada Tetangga

- 17 Januari 2022, 21:51 WIB
Gus Baha: Tradisi Sesajen Jangan Dicap Syirik dan Kafir, Para Wali Sudah Mengajarkan Sedekah kepada Tetangga
Gus Baha: Tradisi Sesajen Jangan Dicap Syirik dan Kafir, Para Wali Sudah Mengajarkan Sedekah kepada Tetangga /Instagram @ngaji.gusbaha

Dalam kehidupan sosial, tradisi dan budaya merupakan perihal pemaknaan dan pemahaman oleh yang melakukannya, bukan perihal benar atau salah.

Seseorang yang tidak memiliki tradisi sesajen maka tidak bisa memaknai dan memahami filosofi di dalamnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bali 18 Januari 2022, Cerah Berawan Sejak Pagi, Siang Bali Diguyur Hujan Ringan hingga Petir

Seseorang yang tidak memiliki tradisi perayaan Maulid Nabi juga tidak bisa memaknai dan memahaminya.

"Manusia memang mempunyai kebiasaan ingin mengikuti pendapatnya sendiri," kata Gus Baha.

Gus Baha mengatakan jika kita tidak menyukai sesuatu maka katakan 'tidak suka', tapi jangan menyebut-nyebut 'syirik' atau 'kafir'.

Baca Juga: Miliki Keberuntungan Besar, 5 Weton yang Akan Sukses di Tahun 2022, Ekonomi Meningkat Pesat

"Zaman dulu sesajen memang disandingkan dengan berhala, maka artinya syirik. Namun sekarang tidak selalu demikian," ungkap Gus Baha.

"Kalau ada yang merasa cocok ya monggo, kalau merasa tidak cocok ya monggo. Bebas mawon (bebas saja)," tambahnya.

Gus Baha juga menceritakan tentang Nabi Ibrahim,As yang memberantas kepercayaan terhadap berhala pada zamannya.

Halaman:

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah