Puan Maharani Ceritakan Lolosnya Soekarno dari Upaya Pembunuhan saat Idul Adha 14 Mei 1962

15 Mei 2022, 06:48 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani ceritakan kisah Presiden Soekarno ketika lolos dari upaya pembunuhan tepat saat Idul Adha 14 Mei 1962 silam. /instagram.com/@puanmaharaniri

RINGTIMES BALI – Ketua DPR RI Puan Maharani menceritakan kembali kisah Presiden Soekarno saat lolos dari upaya pembunuhan bertepatan saat hari raya Idul Adha 14 Mei 1962 silam.

“Saat itu, Bung Karno sedang salat Idul Adha di Istana Jakarta, pas memasuki rakaat kedua tiba-tiba saja ada tembakan,” ucap Puan Maharani pada Sabtu, 14 Mei 2022 dikutip dari Antara.

Puan Maharani menjelaskan tembakan tersebut berasal dari empat orang yang berada di barisan atau shaf ke empat, namun para penembak tersebut mengalami kesulitan saat membidik target. “Mereka kesulitan karena melihat dua orang yang mirip dengan Bung Karno,” katanya.

Baca Juga: Anggota DPR RI: Kemenkes Jadi Kunci Pelaksanaan Putusan MA untuk Vaksin Halal di Indonesia

Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia tersebut akhirnya lolos dari maut, namun nasib kurang baik menimpa dua anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden, yaitu Soedrajat dan Soesilo, sebab mereka terluka saat insiden tersebut.

Puan juga mengatakan Ketua DPR KH Zainul Arifin terluka akibat sebuah peluru menyerempet bahu tokoh Nahdlatul Ulama itu.

Berdasarkan catatan, saat sholat Idul Adha itu, Ketua PBNU KH Idham Chalid berperan sebagai imam, sementara khatibnya yaitu Wakil Menteri Pertama Bidang Pertahanan dan Keamanan/KSAD Abdul Harris Nasution.

Baca Juga: Ketua DPRD Bali Apresiasi Kinerja Gubernur Wayan Koster: Kepemimpinan Tegas dan Pemberani

Saat melaksanakan sholat Ied, Presiden Soekarno berada di barisan terdepan jamaah. Di sebelah kiri ada Abdul Harris Nasution, disamping Nasution ada KH Zainul Arifin, di samping Kiai Zainul ada KH Saifuddin Zuhri.

Puan yang juga merupakan cucu Soekarno tersebut mengatakan empat penembak Bung Karno divonis hukuman mati. Pelakunya yaitu Sanusi Firkat, Djajapermana, Kamil, dan Napdi.

Namun, saat disodorkan dokumen untuk membubuhkan tanda tangan eksekusi, Bung Karno tidak tega.

Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Nilai UMKM di Pantai Jerman Badung Mulai Bangkit dan Membaik  

Puan mengatakan kakeknya tersebut yakin bahwa pembunuh yang sebenarnya merupakan orang-orang yang menjadi dalang dari perbuatan tersebut.

Peristiwa penembakan itu menjadi upaya pembunuhan untuk kesekian kali kepada Bung Karno setelah peristiwa Cikini 1957.***

Editor: Rian Ade Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler