Hilirisasi Sektor Kakao, Jembrana Segera Miliki Pabrik Coklat Sendiri

- 6 Desember 2023, 00:29 WIB
Bupati Tamba saat melakukan pengecekan pembangunan pabrik dan uji coba pengolahan coklat, bersama BPOM dan Puslitkoka Jember, Selasa (5/12)
Bupati Tamba saat melakukan pengecekan pembangunan pabrik dan uji coba pengolahan coklat, bersama BPOM dan Puslitkoka Jember, Selasa (5/12) /Dok Humas Jembrana/

RINGTIMES BALI - Bicara soal kakao, Kabupaten Jembrana selama ini sudah dikenal memiliki nilai ekonomi tinggi serta penghasil biji kakao kelas dunia. Bahkan sudah mampu mengekspor ke beberapa negara ekspor dan negara asia lainnya dan dipercaya sebagai bahan baku pembuatan coklat dari produk produk cokelat ternama dunia.

Tak mau sebagai penghasil biji kakao saja , pengembangan kakao Jembrana diperluas oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang ingin masuk ke sektor hilir. Teranyar, Jembrana akan segera memiliki pabrik coklat sendiri melalui factory sharing Jembrana.

Factory sharing pembuatan cokelat ini, berada di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.  Rencananya akan diresmikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki, pertengahan bulan Desember ini.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, factory sharing produksi pengolahan biji kalau menjadi cokelat ini, dibangun atas kerjasama sejumlah kementerian diantaranya kementerian pertanian dan kementerian koperasi. 

"Di Indonesia hanya ada tiga factory sharing, namun hanya yang di Jembrana berjalan dengan baik dan sudah siap dioperasikan," ungkapnya, usai pengecekan pembangunan pabrik dan uji coba pengolahan coklat, bersama BPOM dan Puslitkoka Jember, Selasa (5/12).

Tidak hanya bergerak pada sektor hilir, keberadaan factory sharing ini disebutnya juga akan menguntungkan petani sektor hulu. Petani kakao Jembrana tidak akan bingung dalam pemasaran, karena sudah ada tempat untuk menjual kakao tentunya dengan harga yang menguntungkan petani. 

“Tujuan dari pembangunan factory sharing ini, bagian dari hilirisasi dari produksi kakao petani Jembrana. Selama ini, petani sudah banyak menghasilkan kakao berkualitas, terbentuk juga kelompok-kelompok petani kakao Jembrana. Sementara Hasil kakao Jembrana sudah dikenal sebagai produk ekspor," terangnya.

Dengan berdirinya factory sharing ini, kata Bupati Tamba maka pembeli coklat Jembrana tidak langsung ke petani, tetapi ke factory sharing. Biji coklat  petani itu akan  dijual ke koperasi yang ada di factory sharing untuk diolah. 

"Seluruh produk biji coklat koperasi dibawa ke kita (factory sharing, dan selanjutnya dibuatkan cokelat olahan hingga kemasan jadi," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x