Survei Menyatakan Aksi Kekerasan Senjata Api di Sekolah Tingkatkan Kecemasan Warga AS

- 27 Mei 2023, 16:35 WIB
Ilustrasi: senjata api
Ilustrasi: senjata api /Linda Agnesia/Pikiran Rakyat Depok

RINGTIMES BALI- Berdasarkan survei yang baru saja diadakan oleh NPR/PBS, diketahui bahwa persentase warga Amerika serikat (AS) yang cemas akan aksi kekerasan senjata api di lingkungan sekolah, terus meningkat.

Sekitar 40 persen warga AS mengatakan bahwa, lingkungan sekolah mereka tidak aman, dari ancaman aksi kekerasan dengan senjata api.

Jumlah tersebut, dilaporkan naik dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 30 persen pada 2019, yang menjadikan persentase ini tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Sementara itu, kasus kekerasan dengan senjata api di Amerika, terakhir terjadi pada 22 Mei 2023. Insiden tersebut terjadi ketika seorang siswa ditembak dengan senjata api, di luar KIPP DC College Preparatory School, Washington DC.

Sehingga, dengan adanya insiden tersebut, total penembakan di lingkungan sekolah dengan korban tewas atau luka-luka, bertambah menjadi 23 insiden, terhitung sejak awal tahun 2023.

Baca Juga: Diduga Berbahaya Parlemen AS Adakan Kongres dengan CEO TikTok

GV Wire dalam laporannya terkait survei tersebut, mengatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, total insiden penembakan di lingkungan sekolah mencapai 51 insiden, dan yang tertinggi pada tahun lalu.

Menurut GV Wire, jika insiden penembakan di lingkungan sekolah terus berlanjut, maka kemungkinan AS akan mencatat rekor kasus penembakan di lingkungan sekolah dengan korban luka atau tewas.

“Level yang tercatat saat ini, adalah sekitar satu insiden di sekolah setiap enam hari,” ungkap GV Wire dalam laporannya, dikutip dari Antara, Jumat 26 Mei 2023.

Selain itu, berdasarkan survei tersebut, sebagian besar warga AS mengindikasikan perlu adanya perubahan UU senjata api, atau dalam hal ini lebih diperketat.

Sekitar 62 persen warga AS setuju bahwa, negara tersebut butuh kontrol senjata api yang lebih ketat lagi, hal tersebut guna menghindari terjadinya insiden penembakan massal.

Meskipun demikian, sekitar 35 persen dari responden yang mengikuti survei berpendapat bahwa, warga AS harus mendapat izin untuk menyimpan dan memiliki senjata api. Jumlah responden yang mendukung keputusan ini pun, naik dari angka sebelumnya yakni 19 persen pada tahun 2019.

Sementara itu, peneliti asal Universitas Chicago mengungkapkan bahwa sekitar 46 persen warga AS dewasa, diketahui memiliki atau menyimpan senjata api, di rumah mereka.***

Baca Juga: Personil Polsek Bangli Cek Senjata Api Inventaris, Antisipasi Pelaku Teror dan Penyerangan

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x