“Kegiatan ini merupakan wujud Silaturahmi dan meneguhkan rasa toleransi antar umat beragama. Kami juga melibatkan pemuda, masyarakat, tokoh Loloan Barat dan Loloan Timur, perwakilan tokoh lintas agama,“ terang Galih Firmansyah.
Lebih lanjut, Mewakili pemuda Kelurahan Loloan Barat dan Loloan Timur, Galih Firmansyah mengatakan melalui kegiatan ini, pihaknya bisa mempertunjukkan seni budaya dan kuliner khas kampung melayu Loloan yang dikemas dalam wadah kegiatan halal bihalal.
“Pementasan kesenian ini untuk halal bihalal yang ke 2 cukup unik dimana pementasan kesenian janturan (kolaborasi), kesenian pementasan janturan merupakan kesenian yang digunakan atau yang ada pada masa lalu (seni yang hilang) memadukan antara jegog dan adrah,“ jelas Galih Firmansyah.
“Dimana jegog dan adrah ini di janturkan/dibenturkan, benturan dalam arti musik yang diiringi dengan gerakan seperti pencak silat, ngibing dan kolaborasi lainnya,“ jelas Galih Firmansyah.
Sementara Bupati Tamba memaknai kegiatan hari ini sebagai rasa syukur di Jembrana untuk menjaga kerukunan, rasa kesatuan dan persatuan yang sudah terjalin dengan baik.
Karena itu Ia merasa bangga atas peran serta pemuda Loloan, terlebih silaturahmi ini, diadakan di atas Jembatan bersejarah Syarif Tua.
“Tempat ini sangat bersejarah karena berada di atas aliran sungai Ijo Gading. Sungai perlintasan masuknya sejarah islam ke JembranaJembrana, ” ucap Bupati asal desa Kaliakah
Selain itu, Bupati Tamba ingin menciptakan cerita yang menarik di atas jembatan Syarif Tua sebagai saksi dilaksanakannya halal bihalal yang kedua kalinya.
“Mudah-mudahan ini menjadi satu tren budaya yang harus kita tetapkan baik itu generasi yang akan datang, sehingga rasa akulturasi budaya kita merasa bersatu dari sekian umat yang ada di Jembrana bersatu padu membangun kabupaten Jembrana,“katanya.
Bupati harap kegiatan ini dapat terus berlanjut, menurutnya tempat tersebut sangat strategis menggabungkan antara kelurahan loloan barat dan loloan timur.