BRIN Kembangkan Senyawa Pendeteksi Kanker ‘radio-fluorescent’

- 10 Mei 2023, 10:55 WIB
Gedung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Gedung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). /Dok. BRIN/

RINGTIMES BALI- Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hendris Wongso, sedang mengembangkan senyawa radio-fluorescent yang akan digunakan sebagai pendeteksi kanker pada bedah tumor.

Berdasarkan keterangan Hendris, diketahui bahwa riset pengembangan senyawa hybrid radio-fluorescent dimulai sejak tahun 2021.

“Pengembangan senyawa radio-fluorescent merupakan salah satu riset yang sedang berjalan di BRIN,” ucap Hendris, dikutip dari Antara, Selasa 09 Mei 2023.

Menurut Hendris, kegiatan riset ini memiliki potensi untuk bisa langsung digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Beberapa tahun kedepan, tambah Hendris, diharapkan dapat menciptakan produk untuk aplikasi image-guided surgery kanker untuk bidang onkologi atau kedokteran nuklir.

Lebih lanjut dijelaskan Hendirs bahwa pihaknya berhasil mensintesis sejumlah senyawa radio-fluorescent yang baru sebagai kandidat untuk mendeteksi sel kanker pada proses image-guided surgery.

Baca Juga: BRIN Sebut Sektor Pertanian Indonesia Butuh Inovasi Teknologi Untuk Maju

Penelitian tersebut didukung pendanaannya oleh program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM), tambah Hendris.

Hendris mengungkapkan bahwa untuk saat ini sudah ada tiga jenis pengobatan bagi penderita kanker, mulai dari radioterapi, kemoterapi, dan juga pembedahan. Pemilihan penanganan yang tepat dilihat dari karakteristik kanker yang diderita pasien.

Sementara itu, BRIN merupakan lembaga riset pertama Indonesia yang mengembangkan senyawa hybrid untuk kepentingan pembedahan tumor.

Melalui dukungan pendanaan dari Indonesia Toray Science Foundation (ITSF),  Riset senyawa hibrid ini bisa dijalankan pada tahun 2020 lalu.

Hendris berencana melanjutkan pengembangan senyawa hybrid pada 2022 sampai 2024, dengan berfokus pada studi in vitro dan vivo sampai menghasilkan prototipe yang siap diuji praklinis.

Ia menyebutkan bahwa riset ini juga dilakukan untuk mereduksi gap pengetahuan dengan negara-negara maju yang sudah melangkah lebih dulu ke depan.

Tahapan riset, dijelaskan Hendris, diawali dengan proses sintesis senyawa hybrid, kemudian diikuti dengan elusidasi dan karakterisasi molekul, hingga analisis in vitro flouresen imaging pada sel kanker.

Ia juga akan melanjutkan sampai dengan studi uptake hingga uji coba pada hewan model. Selain melakukan sinergi dengan mitra dalam negeri, penelitian ini rencana akan menginisiasi kerja sama Internasional dari Jepang dan Australia.***

Baca Juga: Upayakan Peningkatan Keberhasilan Restorasi Mangrove, BRIN Gunakan Mikroba

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah