Bertemu di Yordania, Israel dan Palestina Sepakat untuk Kurangi Kekerasan

- 27 Februari 2023, 17:06 WIB
Israel dan Palestina sepakat untuk mengurangi kekerasan di kedua negara tersebut.
Israel dan Palestina sepakat untuk mengurangi kekerasan di kedua negara tersebut. /UPI-Yonhap

RINGTIMES BALI – Konflk antar dua negara yakni Israel dan Palestina nampaknya mulai mendapat titik terang.

Pada Minggu, 26 Februari 2023, Israel dan Pelestina melakukan pernyataan bersama yang membahas tentang perjanjian untuk mengurangi kekerasan yang terus saja naik.

Pertemuan tersebut berlangsung di Aqba, Yordania. Di dalam pertemuan itu dihadirkan oleh pejabat Israel dan Palestina serta juga dihadiri oleh pejabat senior Amerika Serikat, Yordania dan Mesir.

Dalam pertemuan tersebut, pihak Israel dan Palestina mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa mereka akan bekerja sama untuk mencegah kekerasan lebih lanjut dan menegaskan kembali perlunya melakukan de-eskalasi di lapangan. 

Baca Juga: Puluhan Mayat Ditemukan di Pantai Selatan Italia

Dan mereka turut menegaskan komitmen mereka terhadap perjanjian yang sebelumnya sebelumnya

Yordania, bersama dengan sekutunya Mesir dan Amerika Serikat, mengatakan kesepahaman itu merupakan kemajuan besar menuju pembangunan kembali dan memperdalam hubungan antara kedua belah pihak.

Pertemuan itu diadakan di tengah meningkatnya kecemasan akan meningkatnya kekerasan menjelang bulan suci Ramadhan yang dimulai pada akhir Maret. 

Israel dan Otoritas Palestina mengonfirmasi kesiapan dan komitmen bersama mereka untuk segera bekerja mengakhiri tindakan sepihak untuk jangka waktu 3-6 bulan, sala satu isi pernyataan tersebut.

Baca Juga: Serukan Perdamaian Ukraina, Ribuan Orang Ikuti Demonstrasi di Berlin

"Presiden AS Joe Biden berterima kasih kepada Raja Yordania Abdullah karena mengadakan pertemuan bersejarah ini," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Korea Times, Senin, 27 Februari 2023.

"Kami menyadari bahwa pertemuan ini adalah titik awal dan bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan selama beberapa minggu dan bulan mendatang untuk membangun masa depan yang stabil dan sejahtera bagi Israel dan Palestina. Pelaksanaannya akan sangat penting," lanjutnya.

Para peserta akan bertemu lagi pada bulan Maret di Sharm el-Sheikh, Mesir. Mereka sepakat untuk mempertahankan momentum positif dan memperluas kesepakatan ini menuju proses politik yang lebih luas menuju perdamaian yang adil dan abadi. 

Tetapi ada juga pihak yang menentang pertemuan tersebut. Kelompok militan Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, menyebut pertemuan itu tidak berharga, dan mengutuk Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat karena ikut serta.

Baca Juga: Jumlah Korban Melebihi 50 Ribu Jiwa, Pemerintah Turki Perluas Penyelidikan Terhadap Bangunan yang Runtuh

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang juga bertanggung jawab atas pemukiman Yahudi di Tepi Barat, dengan cepat mengatakan dia tidak akan mematuhi perjanjian semacam itu.

"Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan atau tidak di Yordania,Tapi satu hal yang saya tahu: tidak akan ada pembekuan pembangunan dan pembangunan di pemukiman, bahkan untuk satu hari pun," tulis Smotrich di akun Twitternya.***

Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Sumber: koreatimes.co.kr


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x