Network
RINGTIMES BALI – Indonesia ajak negara-negara anggota G20 dorong pemulihan ekonomi pasca pandemi melalui penguatan fiskal dan moneter.
“Ketika kita bicara tentang tema ‘Recover Together, Recover Stronger’ sebenarnya menyoroti bahwa exit policy pada kebijakan fiskal dan moneter harus dipertimbangkan dan direncanakan dengan baik,” ucap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Bloomberg CEO Forum jelang KTT G20 di Nusa Dua dikutip dari Antara pada Jumat, 11 November 2022.
Baca Juga: Menko Airlangga Nilai Sektor Keuangan Digital Miliki Potensi Dukung Pemulihan Ekonomi
Sri Mulyani menjelaskan pemulihan ekonomi yang lebih lambat dibandingkan negara-negara maju, justru membuat Indonesia berada di posisi yang lebih diuntungkan.
Ia menyampaikan, saat seluruh negara menurun terutama akibat kenaikan suku bunga yang tajam, Indonesia masih dalam posisi pemulihan yang kuat. Hal itu didukung permintaan domestik.
Maka dari itu, negara harus memiliki fiskal yang cukup kuat untuk menghadapi segala ancaman seperti pandemi, geopolitik, perubahan iklim, teknologi, dan saat ini pergolakan moneter keuangan.
Dalam ajang internasional G20 sebentar lagi, para pemimpin juga akan membahas mengenai kenaikan harga pangan dan energi yang memicu inflasi.
Baca Juga: Menteri Dalam Negeri Resmikan 3 Provinsi untuk Indonesia, Wajah Baru Tanah Air
Meningkatnya harga pangan dan energi merupakan akibat perang dunia Rusia-Ukraina yang masih berlangsung. Hal itu membayang-bayangi presidensi G20 Indonesia.
