RINGTIMES BALI - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi pada rapat pendapat dengan Komisi IV DPR RI, di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.
Dwiyana Slamet Riyani mengatakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami perbedaan cara hitung dengan China.
Baca Juga: Catatan Sejarah Letusan Gunung Semeru, Kembali Meletus 2022
Dirinya mengatakan, bahwa hitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), nilai investasi proyek membengkak sebesar Rp21,7 triliun.
Hitungan pemerintah China, pembengkakak pembangunan KCJB sebesar Rp15,19 triliun.
"Jadi, ada perbedaan karena beda cara melakukan review, beda metode dan beda asumsi," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, pemerintah China tidak memasukkan biaya pihak ketika penyediaan persinyalan.