Network
RINGTIMES BALI - Invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina masih berlangsung sampai saat ini. Terhitung, perang diantara kedua negara ini telah berjalan hampir empat bulan sejak 24 Februari 2022.
Invasi Rusia terhadap Ukraina memaksa banyak masyarakat, menurut laporan sebanyak 6,5 juta orang, mengungsi dan melakukan migrasi ke daerah-daerah perbatasan.
Dilansir dari Antara News pada 18 Juni 2022, pengungsi perang Rusia dan Ukraina ini mendapatkan banyak dukungan publik. Hal ini diungkapkan oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
UNHCR mengungkapkan publik mungkin telah menunjukkan perubahan sikap terhadap para pengungsi perang Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Setelah Membunuh Ibunya, Ryan Grantham Berencana Membunuh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau
Gillian Triggs, Asisten Komisaris Tinggi UNHCR, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat terdorong untuk melakukan perlindungan.
Hal serupa mengenai peningkatan dukungan juga diungkapkan oleh survei Global Market Research and Public Opinion Specalist atau Ipsos pada 17 Juni 2022.
Dalam surveinya, Ipsos menunjukkan bahwa dunia telah menunjukkan peningkatan kepedulian terhadap para pengungsi. Perang yang terjadi hampir selama empat bulan ini telah meningkatkan keterbukaan publik.
Survei tersebut menyebutkan bahwa kepercayaan masyarakat bahwa korban perang/konflik dapat berlindung di negara lain meningkat sebanyak 8% dari 70% tahun 2021 menjadi 78% pada tahun 2022.
