Network
RINGTIMES BALI – Pada momentum libur tahun baru imlek kemarin, sektor pariwisata China disebut-sebut meraup pendapatan besar yakni 167 miliar yuan atau setara dengan 378 triliun rupiah.
Besarnya angka pendapatan saat momentum libur tahun baru imlek tersebut mengindikasikan bangkitnya negara China dari kasus Covid seperti di negara-negara lain di dunia.
Menurut data Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata China seperti dikutip dari bali.antaranews, tercatat pada tahun baru imlek kemarin, jumlah wisatawan di negara tirai bambu itu menunjukan 71,5% pemulihan dibandingkan situasi sebelum pandemi pada 2019 tersebut.
Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 6 Halaman 117 118, Menentukan Luas Permukaan Limas
Untuk informasi tambahan, libur tahun baru imlek di China berlangsung selama 7 hari. Selama waktu libur tersebut, otoritas China mengimbau warganya untuk tidak mudik atau bepergian lintas provinsi untuk meluasnya covid 19.
Namun, himbauan tersebut tidak menghalangi warga China untuk merayakan libur tahun baru imlek di tempat domisili masing-masing. Hal ini terkonfirmasi dari catatan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata China yang menyebutkan adanya lonjakan wisata lokal dalam kota dan dalam provinsi di negara tersebut.
Dari banyaknya destinasi wisata di China, objek wisata es dan salju adalah salah satu yang paling digemari masyarakat China untuk menghabiskan liburan tahun baru imlek.
Baca Juga: Fatwa Gus Baha: Ulama Tidak Boleh Salah Perintah dalam Berbuat Kebaikan
Selain itu, adanya penyelenggaraan olimpiade musim dingin (Winter Olympic) di Beijing dan Zhangjiakou, Provinsi Hubai membuat objek wisata es dan salju semakin populer di kalangan masyarakat setempat.
