Tim Densus 88 Ungkap Sumber Dana 15 M Kelompok Teroris JI

- 27 November 2021, 20:22 WIB
ilustrasi Tim Densus 88 Antiteror dalam usaha penangkapan terduga teroris.
ilustrasi Tim Densus 88 Antiteror dalam usaha penangkapan terduga teroris. /Pikiran Rakyat

RINGTIMES BALI - Pergerakan aksi terorisme di Indonesia kembali tercium oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri. Tidak berdarah-darah seperti aksi teror sebelum-sebelumnya, pengungkapan kali ini menyusup ke bagian otak jaringan terorisme.

Adalah kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang sejak dulu menjadi incaran Tim Densus 88. Pengungkapan ini kembali masif dilakukan usai tertangkapnya Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustaz Farid Ahmad Okbah pada Selasa, 16 November 2021 lalu.

Sebelumnya, Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan dalam siaran persnya menyebut, Ustaz Farid diduga terlibat dalam kelompok teroris JI sebagai tim sepuh atau dewan syuro JI, serta anggota dewan syariah Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA).

Baca Juga: Erdogan Kutuk Penyerangan Israel di Masjid Al-Aqsa, Negara Teroris yang Jahat

Selain menangkap Ustaz Farid, tim Densus 88 baru-baru ini juga menangkap anggota Komisi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ahmad Zain An-Najah dan Ustaz Anung Al Hamat (AA).

Sehingga, ada total 14 anggota LAZ BM ABA yang telah diringkus oleh tim Densus 88. Mereka semua diduga berperan dalam pendanaan aksi teror kelompok JI.

Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar menjelaskan, LAZ BM ABA adalah lembaga yang dibangun oleh kelompok JI untuk mengumpulkan dana operasional aksi teror.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Mantan Sektum FPI Munarman, Simak Alasan yang Sesungguhnya

Lembaga tersebut diketuai oleh Fitria Sanjaya yang telah ditangkap sebelumnya oleh tim Densus pada 2020 lalu. Aswin menyebut, FS merupakan sosok yang meminta petunjuk kepada terduga teroris Ustaz Farid Okbah dan Ahmad Zain An-Najah.

“Ketua BM ABA yang ditangkap (FS) tadi itu dalam strukturnya minta petunjuk dan laporan kepada FAO dan ZA. Meminta petunjuk bagaimana dan apalagi yang harus dilakukan selanjutnya,” ujar Aswin, dalam siaran persnya, Kamis, 25 November 2021.

Aswin melanjutkan, ke-14 anggota LAZ BM ABA itu bahkan telah berhasil mengumpulkan dana operasional untuk pergerakan kelompok JI hingga 15 miliar dalam kurun waktu setahun.

Baca Juga: Deretan Kontroversi Munarman, dari Kasus Blue Bird Hingga Ditangkap Densus 88 Terkait Baiat Teroris

Sumber dana tersebut pun ternyata berasal dari berbagai kegiatan-kegiatan yang tergolong legal. Mulai dari bisnis dan usaha yang mereka jalankan, hingga menarik iuran dari para anggotanya setiap bulan.

“Jadi ini nggak kelihatan ya. Karena yang mereka lakukan itu legal dan tidak mencurigakan. Misalnya dari bisnis, bahkan membuka bengkel yang ternyata itu adalah modus untuk mereka jadikan tempat merakit amunisi atau senjata untuk aksi teror yang akan mereka lakukan,” tutur Aswin.

"Mereka juga bermain dengan mencari simpati dari masyarakat dengan tetap melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti melakukan acara amal, hingga melakukan pendanaan resmi, seperti di sektor pendidikan, bahkan pernah memberi dana bantuan untuk negara Suriah," lanjutnya.

Baca Juga: Deretan Kontroversi Munarman, dari Kasus Blue Bird Hingga Ditangkap Densus 88 Terkait Baiat Teroris

Strategi pendanaan tersebut dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat. Sehingga, kelompok teror ini akhirnya bisa membuat masyarakat memiliki stigma yang buruk terhadap tim Densus 88 karena dianggap telah mengkriminalisasi ulama, lantaran beberapa waktu lalu terdapat sejumlah tokoh agama yang ditangkap.

Aswin menambahkan, saat ini tim Densus telah dekat dengan pelaku yang menjadi otak di balik semua aksi yang dilakukan oleh kelompok JI. Baik itu dalam aksi teror maupun aksi pendanaan. 

Meski begitu, Aswin tidak ingin berandai-andai. Sebab, menurutnya, pengungkapan kasus terorisme hingga sampai ke otak jaringannya bukan seperti pengungkapan kasus pidana biasa, yang bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat. 

Baca Juga: Densus 88 Kembali Menangkap 2 Orang Terduga Teroris di Tuban dan Surabaya

Menurutnya, pengungkapan ini sudah dilakukan sejak lama dan akan terus berkelanjutan. Sebab, jaringan terorisme merupakan jaringan yang bisa terhubung kemanapun dan kepada siapapun.

Karena itu, Aswin menegaskan, bahwa peran dan kepekaan masyarakat juga sangat berperan penting dalam pengungkapan jaringan terorisme di Indonesia.***

 

Editor: Rani Purbaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x