Menurut survei yang dilakukan dalam laporan ilmiah, rumah sakit di Prancis menderita sejumlah besar lowongan dalam lima profesi, seperti perawat, staf yang bekerja di blok, ahli anestesi, teknisi radiologi, dan fisioterapis.
Baca Juga: PM Inggris Johnson Jelaskan Kesepakatan Kapal Selam AS-Australia ke Prancis
Akibatnya, rumah sakit regional besar terpaksa menutup sejumlah tempat tidur karena kurangnya staf perawatan kesehatan.
Laporan tersebut mengutip hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan di unit perawatan intensif yang mengatakan perawat mengalami insomnia, kecemasan, depresi, stres pasca-trauma dan kelelahan.
Olivier Veran mengatakan krisis itu tidak hanya terjadi di Prancis, dan banyak negara di seluruh Eropa berada dalam situasi yang sama dengan penyedia layanan kesehatan mereka yang telah bekerja terlalu keras selama gelombang puncak pandemi.
Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditampar Orang Saat Tur Nasional
Lebih lanjut, dia memaparkan, Kementerian Kesehatan sedang bekerja dengan pemangku kepentingan daerah untuk mencari solusi atas kekurangan staf dan memastikan bahwa administrasi perawatan kesehatan tidak terganggu.
Pada hari Rabu, juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengumumkan penyelidikan ke semua fasilitas kesehatan untuk mengetahui alasan di balik kekurangan staf dan penutupan tempat tidur.***(Arman Muharam/Pikiran-rakyat.com).