Taliban Olesi Wajah Pria Afghanistan dengan Aspal, Diarak dengan Tali di Leher

- 16 Agustus 2021, 19:12 WIB
Setelah Taliban berkuasa, kelompok itu mengolesi wajah seorang pria di Afghanistan dengan aspal yang diarak dengan tali di lehernya
Setelah Taliban berkuasa, kelompok itu mengolesi wajah seorang pria di Afghanistan dengan aspal yang diarak dengan tali di lehernya /Dok. Al Jazeera/Al Jazeera


RINGTIMES BALI -
Taliban olesi wajah seorang pria dengan aspal di Herat, Afghanistan.

Setelah pria tersebut diolesi aspal, mereka lantas mengarak pria itu di jalan dengan leher terikat tali.

Sebelumnya Taliban telah mengklaim kemenangan di Afghanistan.

Taliban diketahui pertama kali menguasai Afghanistan pada tahun 1994 yang dipimpin oleh mantan komandan kelompok Mujahidin, Mohammad Omar.

Baca Juga: Mengenal Taliban, Sekutu yang Berubah Jadi Musuh AS di Afghanistan

Taliban dikenal sebagai kelompok yang memberlakukan hukum Islam versi mereka sendiri, termasuk merajam orang-orang yang dicurigai berzina, dan melakukan eksekusi di depan umum.

Perempuan di Afghanistan dilarang bekerja, anak perempuan dilarang bersekolah. Laki-laki dilarang mencukur janggut dan perempuan dipaksa memakai burka dari kepala sampai ujung kaki.

Namun setelah Amerika Serikat (AS) menginvasi Taliban pada tahun 2001, perempuan dan etnis minoritas mendapat kebebasan yang lebih besar.

Baca Juga: AS Kirim Pesawat Pengebom B-52 Hentikan Serangan Taliban

Kemudian Taliban kembali dan mengambil alih kekuasaan di Afghanistan setelah menguasai istana kepresidenan di Kabul.

Setelah kembalinya Taliban, ada kekhawatiran di banyak pihak tentang perubahan hukum dan peraturan lainnya.

Namun, sebuah foto beredar di media sosial yang menunjukkan pemilik salon kecantikan mengecat dinding untuk menghapus poster yang menggambarkan wanita.

Dikutip dari news.com.au, Senin 16 Agustus 2021 membagikan rekaman pria yang wajahnya diolesi aspal hitam dengan tali di terikat di leher mereka.

Baca Juga: Dr Zaidul Akbar Ungkap Cara Makan Mie Instan agar Tetap Sehat Ala Penduduk Hongkong, China, Korea

Para pria itu diseret melewati jalan-jalan oleh orang-orang bersenjata kelompok Taliban.

Dalam caption-nya tertulis "mengerikan" dan "abad pertengahan". Foto beberapa itu diambil dari jalan-jalan di Herat.

Riasan hitam seperti itu dianggap sebagai peringatan bagi pelanggar.

Situasinya bisa mengerikan bagi individu LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) di negara itu.

Seorang hakim Taliban mengumumkan bulan lalu bahwa hukuman untuk homoseksualitas adalah kematian di bawah kekuasaannya.

Baca Juga: Hubungan AS-China Memanas, Kembali Bentrok soal Laut China Selatan

Dilansir dari Jerman Bild, ada dua hukuman untuk gay yaitu rajam atau dia harus berdiri di balik tembok yang menimpanya. Dindingnya harus setinggi 2,5 hingga 3 meter.

Taliban diperkirakan akan mengumumkan pemulihan "Imarah Islam Afghanistan" dalam waktu dekat.

Taliban telah berjanji akan ada transfer kekuasaan secara damai dan berjanji para milisinya tidak akan memasuki rumah orang atau mengganggu bisnis.

Baca Juga: China Murka Usai AS Umumkan Jual Senjata ke Taiwan

Taliban juga dilaporkan menawarkan "amnesti" kepada orang-orang yang bekerja dengan pemerintah Afghanistan atau pasukan asing.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: News.com.au


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah