Dunhuang China Diterjang Badai Pasir Setinggi 100 Meter

- 27 Juli 2021, 18:44 WIB
Kota Dunhuang di China kembali diselimuti oleh badai pasir raksasa setinggi 100 meter secara tiba-tiba.
Kota Dunhuang di China kembali diselimuti oleh badai pasir raksasa setinggi 100 meter secara tiba-tiba. /Antara Foto


RINGTIMES BALI -
Badai pasir menyelimuti Kota Dunhuan di barat laut China. Wilayah itu bak tertelan oleh kepulan debu.

Badai pasir setinggi setidaknya 100 meter (330 kaki) telah membuat sebuah kota di barat laut China itu tertutup debu pada 27 Juli 2021.

Video detik-detik badai pasir perlahan menyelimuti gedung dan jalan raya Dunhuang.

Baca Juga: Inggris Kirim 2 Kapal Perang ke Perairan Asia, Bantu Jepang-AS Lawan China

Dikutip dari Daily Mail, badai pasir itu sempat direkam oleh seorang warga di Twitter @DNeilSchmid.

Rekaman tersebut menujukkan gedung-gedung tinggi menghilang dari pandangan saat badai pasir yang sangat besar perlahan-lahan bergerak ke kota.

Polisi terpaksa menutup jalan-jalan utama dan meminta pengendara untuk menunggu badai di area layanan karena jarak pandang anjlok hingga kurang dari 20 kaki.

Baca Juga: India Kerahkan 50 Ribu Tentara ke Perbatasan untuk Halau Gerakan China

Dilansir dari South China Morning Post dalam rekaman video CCTV, bahwa badai pasir jugamelanda kota Jalur Sutra kuno pada 25 Juli sekitar pukul 15.00 sore waktu setempat.

Turis di taman alam terdekat terkejut oleh badai pasir, yang menerbangkan harta benda mereka.

Rombongan telah melakukan perjalanan ke Gunung Mingsha dan Crescent Lake Nature Park di Dunhuang untuk menyaksikan matahari terbenam di antara bukit pasir bernyanyi.

Baca Juga: NATO Khawatirkan Modernisasi Militer China, Sebut Mereka Bisa Ada di Sekeliling Kita

Mereka dipaksa untuk meringkuk bersama dan memakai kacamata serta masker untuk melindungi diri dari pasir.

Penyelenggara wisata, Tuan Qin mengatakan bahwa ketika mereka berangkat, langit masih biru dan cuaca terlihat sangat bagus.

Namun pada sore harinya saat matahari terbenam tiba-tiba angin berhembus menciptakan badai pasir yang menurut pengakuannya hanya berlangsung selama sebentar.

Dunhuang dikenal karena iklim dan kondisi kehidupannya yang keras. Wilayah tersebut merupakan rumah bagi Gua Mogao, juga dikenal sebagai Gua Seribu Buddha, kompleks candi dan Situs Warisan Dunia UNESCO.***

 

Editor: Rani Purbaya

Sumber: Daily Mail South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x