Suu Kyi merupakan salah satu dari 5 ribu orang yang saat ini ditahan oleh junta karena menentang kudeta, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Dikatakan juga 870 orang telah tewas, angka ini ditentang oleh junta.
Tentara menggulingkan Suu Kyi setelah pemerintahannya menolak tuduhan penipuan atas kemenangan telak partainya dalam pemilihan November lalu.
Pemantau internasional mengatakan pemungutan suara itu adil.
Ia sekarang menghadapi tuduhan dari memiliki radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar protokol virus corona hingga menghasut ketidakpuasan, korupsi, dan melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi yang dapat membawa hukuman penjara 14 tahun.
Pengacara Suu Kyi mengatakan tuduhan itu tidak masuk akal dan para pendukungnya mengatakan mereka bertujuan untuk menyingkirkannya dari politik.
Baca Juga: Thailand Buka Pariwisata untuk Turis Internasional pada Oktober 2021
Untuk diketahui, Suu Kyi memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991, posisinya di negara-negara Barat runtuh pada tahun 2017 karena pembelaannya terhadap tentara setelah eksodus 700.000 minoritas Muslim Rohnigya dalam menghadapi serangan.
Episode itu tidak mengurangi popularitasnya di Myanmar, negara yang mayoritas beragama Buddha.
Resolusi Majelis Umum menyerukan penghentian pasokan senjata ke Myanmar diadopsi dengan dukungan 119 negara.