Joe Biden Cabut Larangan TikTok dan WeChat Hadir di AS

- 10 Juni 2021, 10:43 WIB
Ilustrasi presiden AS Joe Biden telah mencabut larangan TikTok dan WeChat.
Ilustrasi presiden AS Joe Biden telah mencabut larangan TikTok dan WeChat. /PIXABAY/iXimus

RINGTIMES BALI - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mencabut larangan aplikasi asal China TikTok dan WeChat di AS yang sebelumnya sempat dituduh sebagai ancaman nasional.

Pemerintahan Joe Biden akan melakukan pemeriksaan kriteria dan analisis bukti yang ketat untuk mengatasi risiko aplikasi Internet yang dikendalikan oleh negara asing.

Dilansir dari CNA, Sebelumnya mantan presiden Donald Trump mengklaim aplikasi TikTok menimbulkan risiko keamanan nasional AS.

Baca Juga: Menlu AS Ragukan Laporan Kebocoran Covid-19 dari Laboratorium China

Donald Trump menuduh penjualan TikTok yang dimiliki oleh ByteDance terus melakukan ekspansi ke luar negeri dan mendekati para investor AS.

Upaya Donald Trump memicu serangkaian tantangan hukum yang menunda upaya untuk melarang aplikasi TikTok yang membuat ketegangan antara Washington dan Beijing.

Profesor hukum Universitas Texas Bobby Chesney, yang mengikuti masalah keamanan nasional, menyebut perintah Biden sebagai jalan tengah yang baik.

"Mereka menegaskan sifat ancaman menggunakan sanksi untuk mengatasinya, dan mereka telah membuka pintu. Tetapi kemungkinan dengan catatan yang jauh lebih kuat dan lebih dapat dipertahankan," cuit Chesney.

Baca Juga: Putin Ingatkan AS Ikuti Jejak Uni Soviet jika Ancam Negara Lain

Beberapa pejabat juga mengatakan bahwa perintah Biden berhenti membatalkan tinjauan akuisisi 2017 kepada pendahulu TikTok Musical.ly oleh ByteDance.

"Tindakan Presiden Biden hari ini tidak mengubah itu. Tentu saja, bisa jadi ini juga akan berubah," tambahnya.

Selain itu ada juga larangan WeChat yang tertunda oleh gugatan dari pengguna yang berbasis di Amerika Serikat yang mengklaim larangan tersebut melanggar hak mereka.

Langkah Biden dilakukan sehari setelah Senat AS meloloskan RUU kebijakan industri besar-besaran yang bertujuan melawan ancaman ekonomi yang melonjak dari China.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah