Korea Utara Siaga Satu Pencegahan Perang, Imbas Latihan Militer Terbesar Amerika-Korea Selatan

13 Maret 2023, 08:14 WIB
Ilustrasi rudal balistik. /KCNA via REUTERS

RINGTIMES BALI - Kim Jong Un menyatakan siaga satu pencegahan perang, imbas latihan perang terbesar Amerika-Korea Selatan.

Kim Jong-un telah meminta pasukannya untuk mempersiapkan diri menghadapi pertempuran yang sesungguhnya.

Amerika berinisiatif dengan Korea Selatan meningkatkan latihan militer secara beruntun di Semenanjung Korea.

Latihan-latihan itu, cenderung meningkat dari sisi agresivitas, membuat Pyongyang bersikap bahwa perang nuklir menjadi potensi yang realistis terjadi.

Baca Juga: Fulham vs Arsenal 0-3, The Gunners Semakin Kokoh di Puncak Klasemen

Kim Jong Un memantau latihan artileri di pantai barat Korea Utara pada Kamis malam, kantor berita pemerintah KCNA melaporkan pada hari Jumat.

Latihan tersebut mensimulasikan serangan terhadap sebuah lapangan terbang musuh, yang menjadi sasaran tembakan terkuat. Pergerakan pasukan di beberapa titik disiagakan.

Menurut KCNA, Kim Jong Un memuji pasukannya karena telah siap untuk bertempur dan menyatakan bahwa mereka harus siap bertempur dalam segala kondisi.

Kim Jong Un meminta pasukan bersiap siaga dalam bersikap, sigap melakukan tindakan nyata, bukan hanya dengan kata-kata.

Baca Juga: Trending 1 di YouTube! Ini Lirik Lagu Menyesal Yovie Widianto feat. Lyodra, Tiara Andini, dan Ziva Magnolya

Militer Korea Selatan mengatakan bahwa latihan itu juga melibatkan "beberapa putaran" rudal balistik jarak pendek.

Pernyataan Kim Jong Un adalah tipikal pernyataan yang dibuat oleh Pyongyang selama periode peningkatan aktivitas militer Amerika-Korea Selatan.

Amerika dan Korea Selatan mengadakan latihan udara pada hari Senin dan Jumat sebelumnya, dengan taktis dan strategi pesawat pengebom berkemampuan nuklir Amerika.

Selanjutnya, kedua negara akan mengadakan latihan minggu depan yang mensimulasikan serangan rudal Korea Utara, dan pada senin memulai latihan gabungan terbesar di daerah tersebut selama lima tahun.

Baca Juga: Jennie dan Lisa BLACKPINK Jadi Mentor BABYMONSTER, Terlihat Hot and Savage!

Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyoroti latihan udara tersebut dan menegaskan bahwa kegiatan itu menjadi panggilan untuk siaga satu pada kondisi terkini.

Pernyataan tersebut seolah memberitahukan bahwa risiko perang nuklir di Semenanjung Korea bergeser dari kondisi imajiner ke kondisi realistis untuk terlihat sebagai kenyataan.

Intensitas latihan gabungan yang diinisiasi Amerika yang akan datang bersifat agresif, dapat menyebabkan eskalasi yang dahsyat pada kondisi kedepan.

Pada hari yang sama, saudara perempuan Kim, Kim Yo-jong memperingatkan bahwa setiap upaya AS atau Jepang akan menanggung risiko besar.

Terutama sikap Amerika dan Jepang untuk mengganggu uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara di Samudra Pasifik akan dianggap sebagai perang.

Baca Juga: Peringkat Reputasi Brand Girl Group Bulan Maret 2023 Diumumkan, Simak Urutannya

Korea Utara sejak 6 tahun terakhir berinisiatif memperkuat pertahanan negaranya dengan meningkatkan kapasitas nuklir penuh dan menyiagakan pasukan di beberapa titik. Hal ini telah didukung dengan uji coba rudal jarak jauh.

Latihan gabungan Amerika-Korea Selatan dijadikan poin utama Korea Utara dalam meningkatkan kapasitas nuklir dan kemampuan rudal. 

Negosiasi untuk menormalkan situasi Korea Utara sudah diupayakan sejak Presiden Amerika Donald Trump Berkuasa. 

Pertemuan antara Trump dan Kim di Singapura dan Vietnam sudah menunjukkan suasana positif mengenai kestabilan Semenanjung Korea.

Baca Juga: Presiden Jokowi Akan Kunjungi Bali, Pantau Pembangunan TPST Kesiman Kertalangu

Uji coba ICBM dan nuklir Pyongyang dihentikan sementara pada tahun 2018 di bawah perjanjian Kim Jong Un dengan Trump.

Amerika menangguhkan atau mengurangi latihan bersama dengan Korea Selatan sebagai imbalannya. Tapi Trump lengser pada 2020 dan penggantinya Joe Biden bersikap represif kepada Kim Jong Un.

Kim Jong Un meningkatkan daya uji coba rudal pada tahun 2021, usai Presiden Amerika Joe Biden merespons keras, menambah sanksi, dan melanjutkan latihan dengan Korea Selatan.

Tahun 2022 terjadi rekor jumlah peluncuran rudal Korea Utara dan kesibukan latihan AS dan Korea Selatan, termasuk latihan penembakan langsung yang berjarak hanya 30 km dari perbatasan Korea Utara.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: RT

Tags

Terkini

Terpopuler