Perang Ukraina: Kepala PBB Antonio Guterres Mengutuk Invasi Rusia.

23 Februari 2023, 13:10 WIB
Putin Membuka Pidato Kenegaraan Majelis Tinggi Rakyat Rusia. Pertama sejak Operasi Militer Khusus ke Ukraina, 22 Februari 2022 /Abdul Munim/

RINGTIMES BALI - Kepala PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) Antonio Guterres telah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Antonio Guterres menyebut invasi rusia ke ukraina sebagai "penghinaan" pada pertemuan Majelis Umum hampir satu tahun lalu. 

Pertemuan itu membahas tentang mosi yang didukung oleh Ukraina, menuntut rusia segera menarik pasukannya tanpa syarat. Ukraina berharap dengan mendukung mosi tersebut negara-negara akan menunjukan solidaritas.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim sekiranya 200.000 tentara ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Dalam invasi eropa terbesar tersebut.

Baca Juga: Jenazah Ni Wayan Supini Korban Gempa di Turki Sudah Tiba di Bali

Perang tersebut telah menyebabkan setidaknya 7.199 warga sipil tewas dan ribuan lainnya terluka, menurut perkiraan PBB, Pasukan Rusia dan Ukraina sekiranya 100.000 pasukan tewas atau terluka, menurut militer AS, dan juga banyak warga sipil yang lebih dari 13 juta mengungsi ke luar negeri.

Presiden Rusia menuntut operasinya diperlukan untuk "melakukan demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina, sebuah negara dengan hubungan bersejarah dengan Rusia.

"Invasi itu adalah penghinaan terhadap hati nurani kolektif kita," ujar Antoni Guterres kepada Majelis Umum.

Baca Juga: Balawista Pantai Legian Temukan Bule Dalam Keadaan Lemas

"Ini adalah pelanggaran terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Hukum Internasional," jelasnya.

Antoni Guterres juga mengatakan perang itu mengipasi ketidakstabilan regional dan memicu ketegangan dan perpecahan dunia, sambil mengalihkan perhatian dan sumber daya dari krisis lain dan masalah dunia yang mendesak.

Enam puluh negara telah mensponsori resolusi tersebut, yang menekankan kebutuhan untuk mencapai sesegera mungkin, perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi di Ukraina sejalan dengan prinsip PBB.

Baca Juga: Jenazah PMI Korban Gempa Turki Tiba di Bali Hari Ini, Kadisnaker ESDM: Sekarang Posisi di Jakarta

Antoni Gusterres berbicara setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato yang menyalahkan Barat atas perang tersebut. dalam pidatonya pada Selasa 21 Februari 2023 Presiden Rusia mengumumkan keputusan untuk menangguhkan perjanjian senjata nuklir utama setelah Presiden AS Joe Biden, yang baru saja melakukan kunjukan mendadak ke Kyiv. 

"keputusan untuk menangguhkan perjanjian, yang di rancang oleh AS dan Rusia pada 2010 lalu untuk mencegah perang nuklir, sebagai kesalahan besar" ujar Joe Biden dikutip dari BBC News pada 23 Februari 2023.

Pada hari Rabu 22 Februari 2023, Presiden Rusia bertemu dengan pejabat tinggi kebijakan luar negeri China, Wang Yi, di Moskow. Pertemuan ini membahas tentang kerja sama dengan beijing sangat penting untuk menstabilkan situasi internasional dan juga menandai berakhirnya klaim netralitas China terkait perang di Ukraina.***

Cek berita Internasional lainnya di Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler