Ribuan Staf Perawat di Prancis Mengundurkan Diri Karena Kelelahan

30 Oktober 2021, 09:35 WIB
Ilustrasi ribuan staf perawat di Prancis mengundurkan diri karena kelelahan. /Pixabay.com/geralt/

RINGTIMES BALI – Dilaporkan ada sekira 1.300 mahasiswa perawatan yang bekerja sebagai staff perawatan di rumah sakit mengundurkan diri karena kelelahan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran pada Kamis, 28 Oktober 2021 kemarin dan mengaku bahwa Prancis kini kekurangan staf perawat.

Dampak dari kurangnya staf perawat mengakibatkan satu dari lima rumah sakit ditutup karena kekurangan staf.

Baca Juga: MUI Ajak Umat Muslim Boikot Produk Prancis, Ini Deretan Produknya yang Beredar di Indonesia

Olivier Veran mengungkapkan bahwa banyak mahasiswa keperawatan yang meninggalkan pelatihan di tengah jalan karena kelelahan.

Selain itu karena banyak dari mereka yang terpaksa membatalkan cuti yang menyebabkan krisis kesehatan dan membutuhkan waktu istirahat dari pelayanan untuk mengurus diri sendiri.

"Jumlahnya tidak sampai ribuan, tetapi sekitar 1.300 mahasiswa keperawatan antara (angkatan) 2018 dan sekarang," katanya dikutip Ringtimesbali.com dari berita di Pikiran-rakyat.com berjudul "Rumah sakit di Prancis Kekurangan Staf Setelah 1.300 Staf Medis Berhenti karena Kelelahan".

Baca Juga: Hubungan Prancis dan Inggris Memanas Gegara Kapal Selam AS-Australia

Ia menuturkan, kemungkinan alasan pengunduran diri itu, bisa jadi karena magang pertama bagi banyak mahasiswa ini datang pada saat gelombang pertama pandemi.

Kemudian adanya tuntutan rumah sakit Covid-19 berbeda dari layanan rumah sakit rutin sehingga membuat mereka tidak sanggup.

Menurut survei yang dilakukan dalam laporan ilmiah, rumah sakit di Prancis menderita sejumlah besar lowongan dalam lima profesi, seperti perawat, staf yang bekerja di blok, ahli anestesi, teknisi radiologi, dan fisioterapis.

Baca Juga: PM Inggris Johnson Jelaskan Kesepakatan Kapal Selam AS-Australia ke Prancis

Akibatnya, rumah sakit regional besar terpaksa menutup sejumlah tempat tidur karena kurangnya staf perawatan kesehatan.

Laporan tersebut mengutip hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan di unit perawatan intensif yang mengatakan perawat mengalami insomnia, kecemasan, depresi, stres pasca-trauma dan kelelahan.

Olivier Veran mengatakan krisis itu tidak hanya terjadi di Prancis, dan banyak negara di seluruh Eropa berada dalam situasi yang sama dengan penyedia layanan kesehatan mereka yang telah bekerja terlalu keras selama gelombang puncak pandemi.

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditampar Orang Saat Tur Nasional

Lebih lanjut, dia memaparkan, Kementerian Kesehatan sedang bekerja dengan pemangku kepentingan daerah untuk mencari solusi atas kekurangan staf dan memastikan bahwa administrasi perawatan kesehatan tidak terganggu.

Pada hari Rabu, juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengumumkan penyelidikan ke semua fasilitas kesehatan untuk mengetahui alasan di balik kekurangan staf dan penutupan tempat tidur.***(Arman Muharam/Pikiran-rakyat.com).

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler