Warga Myanmar Beri Kado Ultah Suu Kyi ke 76, Bunga di Rambut dan Demo Besar-besaran sebagai Simbol Protes

19 Juni 2021, 20:32 WIB
pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang digulingkan /reuteurs/

RINGTIMES BALI - Di hari ulang tahunnya yang ke-76 pemimpin Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi diberi hadiah demontrasi dan protes besar-besaran dari para warga.

Mereka mengenakan bunga di rambut mereka dan berparade bersama dalam demonstrasi jalanan pada Sabtu 19 Juni 2021.

Hal ini untuk menandai ulang tahun Suu Kyi yang ke-76 yang dikurung oleh para jenderal yang menggulingkannya.

Sebagaimana diketahui, protes telah diadakan hampir setiap hari di Myanmar sejak Suu Kyi digulingkan dalam kudeta 1 Februari lalu yang mempersingkat satu dekade reformasi demokrasi dan juga memicu pemogokan yang melumpuhkan dan konflik baru di negara Asia Tenggara itu.

Baca Juga: Kim Jong Un Siap Lakukan Dialog Konfrontasi dengan AS untuk Lindungi Martabat Negara

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Jumat menyerukan penghentian aliran senjata ke Myanmar dan mendesak militer untuk menghormati hasil pemilihan November dan membebaskan tahanan politik, termasuk Suu Kyi.

Selama beberapa dekade simbol perjuangan demokrasi di bawah junta sebelumnya, dia sering mengenakan bunga di rambutnya.

Di antara mereka yang mengenakan bunga pada hari Sabtu adalah aktivis Thet Swe Win, yang berselisih dengan Suu Kyi atas pelanggaran hak asasi manusia selama masa jabatannya.

"Saya menuntut kebebasan untuk semua orang termasuk Aung San Suu Kyi," katanya, "Hak individu dan hak politiknya dilanggar," katanya dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Joe Biden akan Lakukan Pertemuan dengan Xi Jinping Bahas Isu HAM

Suu Kyi merupakan salah satu dari 5 ribu orang yang saat ini ditahan oleh junta karena menentang kudeta, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Dikatakan juga 870 orang telah tewas, angka ini ditentang oleh junta.

Tentara menggulingkan Suu Kyi setelah pemerintahannya menolak tuduhan penipuan atas kemenangan telak partainya dalam pemilihan November lalu.

Pemantau internasional mengatakan pemungutan suara itu adil.

Ia sekarang menghadapi tuduhan dari memiliki radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar protokol virus corona hingga menghasut ketidakpuasan, korupsi, dan melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi yang dapat membawa hukuman penjara 14 tahun.

Pengacara Suu Kyi mengatakan tuduhan itu tidak masuk akal dan para pendukungnya mengatakan mereka bertujuan untuk menyingkirkannya dari politik.

Baca Juga: Thailand Buka Pariwisata untuk Turis Internasional pada Oktober 2021

Untuk diketahui, Suu Kyi memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991, posisinya di negara-negara Barat runtuh pada tahun 2017 karena pembelaannya terhadap tentara setelah eksodus 700.000 minoritas Muslim Rohnigya dalam menghadapi serangan.

Episode itu tidak mengurangi popularitasnya di Myanmar, negara yang mayoritas beragama Buddha.

Resolusi Majelis Umum menyerukan penghentian pasokan senjata ke Myanmar diadopsi dengan dukungan 119 negara.

Belarus adalah satu-satunya negara yang menentangnya, sementara 36 abstain, termasuk China dan Rusia.

"Risiko perang saudara skala besar adalah nyata," kata utusan khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener kepada Majelis Umum setelah pemungutan suara.***

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler