Deretan Fakta Perselisihan Macron vs Erdogan, Dunia Terbelah Akibat Kartun Nabi Muhammad SAW

- 28 Oktober 2020, 09:22 WIB
Deretan Fakta Perselisihan Macron vs Erdogan, Dunia Terbelah Akibat Kartun Nabi Muhammad SAW
Deretan Fakta Perselisihan Macron vs Erdogan, Dunia Terbelah Akibat Kartun Nabi Muhammad SAW /kolase Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron/

RINGTIMES BALI - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah melakukan tindakan yang membuat amarah dunia terbakar khususnya umat Islam. Reaksi keras muncul dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dunia pun terbelah antara pro Islam dan Uni Eropa. Untuk diketahui, kedua pemimpin dunia ini memang kerap berseteru. Berikut deretan fakta perselisihan antara Erdogan dengan Macron.

Pasca peristiwa penghinaan kartun Nabi Muhammad SAW seluruh negara Arab kompak menyerukan boikot produk Prancis. Awal mula seruan ini dari presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pasca produk Prancis di boikot. Kini Prancis pun dapat dukungan dari negara Uni Eropa (Jerman, Belanda, Italia) sehingga dunia menjadi terbelah akibat konflik ini.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Dan berikut sejumlah fakta perselisihan Macron vs Erdogan yang dikutip RINGTIMES BALI dari Washington Post :

1. Perang saudara Libya.

2. Konflik antara Armenia dan Azerbaijan

3. Sengketa maritim yang menegangkan di Mediterania timur

4. Serangan militer Ankara ke timur laut Suriah.

5. Yang terbaru adalah penghinaan kartun Nabi Muhammad SAW

Baca Juga: Emmanuel Macron Hina Nabi Muhammad, Erdogan dan Negara Arab Serukan Boikot Produk Prancis

Erdogan, yang sering mencela kemunafikan Barat mengecam kurangnya Macron dalam menerima kebebasan beragama.

"Apa masalah orang bernama Macron ini dengan Muslim dan Islam?" Erdogan mengatakan dalam pidatonya pada hari Sabtu.

"Macron membutuhkan perawatan pada tingkat mental." 

Baca Juga: Ini Makna Sumpah Pemuda bagi Generasi Milenial 2020, Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-92!

Kali ini, tusukan itu memicu reaksi Prancis, dengan Paris menarik duta besarnya di Ankara pada hari Minggu.

Bahkan pada hari Senin, Erdogan memberikan tantangan. Dalam pidato yang disiarkan televisi, dia mengimbau umat Islam untuk memboikot barang-barang Prancis karena solidaritas dengan saudara-saudara mereka di Prancis, yang katanya "menjadi sasaran kampanye lynch yang serupa dengan yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi di Eropa sebelum Perang Dunia II."

Seruan Erdogan memicu reaksi keras dari sejumlah negara Arab lainnya seperti Lebanon, Yordania, Pakistan, Mesir, dan Iran semuanya mengutuk posisi Prancis dan pembelaan Macron terhadap kartun tersebut, yang dianggap menghujat dalam Islam.

Baca Juga: Link Streaming Upacara Peringatan Sumpah Pemuda ke-92, Masih Berlangsung Ikuti Segera

Berapa hashtag muncul di media sosial termasuk frasa seperti 'Boikot Prancis' dan 'Segalanya kecuali nabi,' seruan untuk boikot dan protes anti-Prancis belum mendapatkan banyak perhatian. Tapi beberapa masih mendistribusikan foto yang mencantumkan perusahaan Prancis untuk diboikot, seperti Tefal, Dior, dan Carrefour. ”

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, konflik yang menyulut SARA ini bermula dari Samuel Paty seorang guru sejarah yang dipenggal oleh Abdullakh Anzorov pemuda berusia 18 tahun. Motifnya karena guru sejarah dan geografi ini menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas pada 6 Oktober.

Polisi Prancis kemudian bereaksi keras dengan menembak mati pemuda itu, yang merasa tersinggung dengan penistaan ​​Paty terhadap nabi, sosok yang dihormati oleh umat Islam secara global.

Baca Juga: Wahai Buruh, Upah Minimum 2021 Menaker Nyatakan Tak Naik, Simak Ini Alasannya

Prancis tidak akan melepaskan kartun kami,” demikian ucapan Presiden Emmanuel Macron menanggapi kematiannya yang dikutip RINGTIMES BALI dari ANTARAnews.com melalui BBC.

Légion d’Honneur, penghargaan tertinggi Prancis, juga dianugerahkan kepada Paty. Pasca pembunuhan ini, kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad, yang dibuat oleh Charlie Hebdo, diproyeksikan ke gedung-gedung umum.

Baca Juga: Bansos BST Rp300 Ribu Tahap 7 Sudah Cair, Bawa Surat Ini atau Cek Rekening Anda

Sebelumnya, majalah mingguan satir Prancis ini sudah sering menerbitkan kartun-kartun yang memicu kemarahan publik di beberapa negara berpenduduk Muslim.

Setelah menerbitkan kartun yang mengejek Nabi Muhammad dengan menyatakan bahwa tindakan mereka dibenarkan sesuai dengan kebebasan berbicara dan berekspresi, dua orang menyerang kantor Charlie Hebdo pada 7 Januari 2015, menewaskan 12 orang dan melukai 11 lainnya.

Kini Prancis telah menyerukan warganya baik yang tinggal di negara Islam maupun yang hendak bepergian untuk ekstra waspada yang menyulut perpecahan antar negara ini.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Washington Post ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x