Kades Hoho di Banjarnegara Viral karena Bertato, Stigma Negatif Kemendagri Minta Dihapus

- 13 September 2020, 13:57 WIB
Viral! Kades Bertato di Banjarnergara, Hoho Ngaku Santai Dicap Negatif, Kemendagri Minta Dihapus /instagrambanjarnegara
Viral! Kades Bertato di Banjarnergara, Hoho Ngaku Santai Dicap Negatif, Kemendagri Minta Dihapus /instagrambanjarnegara /

RINGTIMES BALI - Seorang kepala desa (kades) di Purwasaba, kabupaten Banjarnegara, mendadak viral lantaran sekujur tubuhnya dipenuhi tato.

Adalah Welas Yuni Nugroho alias Hoho yang kini menarik perhatian publik lantaran statusnya sebagai Kepala Desa Purwasaba.

Hoho pun mengaku tidak memikirkan terkait stigma negatif terhadap orang bertato.

Baca Juga: Anies Kembali Tegaskan Bahwa PSBB Hanya Pengetatan Protokol Kesehatan

Ditemui di kediamannya, sebagaimana dimuat di PikiranRakyat-Bekasi.com "Kades Hoho Viral Karena Tato di Tubuhnya, Kemendagri: Pejabat Negara Harus Hindari Simbol Negatif" yang dikutip dari RRI, Hoho mengatakan bahwa dirinya santai dengan pendapat mengenai orang bertato.

"Mungkin memang ada orang yang tidak suka melihat orang bertato. Saya sih santai saja, sebenarnya kasar atau tidak kasar, preman atau bukan preman, itu bukan tato. Orang tidak memakai tato pun yang kasar banyak, orang pakai tato bukan preman, ya banyak,” tuturnya.

Ia pun bercerita, jika keinginan untuk memasang tato telah ada sejak masih SMP, Hoho merasa tertarik karena sering melihat tokoh film gangster yang memiliki tato. Selain itu, sebagian warga di lingkungannya juga memiliki tato.

Baca Juga: Alhamdullilah, Pertamina Jual Pertalite Setara dengan Harga Premium

Kemudian dia pun memasang tato untuk pertama kalinya saat duduk di bangku SMA.

“Saat kelas 2 mau naik ke kelas 3 SMA, dulu tatonya kecil soalnya ngumpet-ngumpet takut ketahuan orangtua. Pas ketahuan saya dimarahin habis-habisan,” ungkap Hoho.

Meskipun dipenuhi tato, hal tersebut tidak mempengaruhi kepercayaan masyarakat kepada dirinya. Pada pemilihan Desa Purwasaba tahun lalu, Hoho meraih kemenangan mutlak atas dua calon lainnya.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Belum Cair, Cek Ini Resikonya Buat Kamu Pemilik Rekening Bank Swasta

Warga desa Purwasaba pun tidak mempermasalahkan memiliki seorang kades yang bertato.

“Biasa saja lah, masalah tato itu kan luas bukan hanya pak Kades yang pasang, yang penting desanya aman dan maju. Kalau pertemuan juga ramah dan memperhatikan masyarakat,” tutur Sutarno, salah satu warga Purwasaba.

Menurutnya, yang terpenting adalah komitmen Kepala Desa untuk memakmurkan dan mensejahterakan warganya.

Baca Juga: Gagal Terus Daftar Kartu Prakerja, Simak Kamu Mungkin Melewatkan Hal Ini

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Bahtiar pun angkat bicara terkait Kepala Desa yang viral tersebut.

“Tato memang seni sekarang, tapi kalau pejabat negara harus menghindari simbol yang bisa dipersepsikan negatif oleh masyarakat,” ungkapnya, Minggu, 13 September 2020.

Meskipun telah viral, dia menyarankan agar tato tersebut sebaiknya dihapus, dan kades fokus membangun desa.

Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja Dikabarkan Cair Senin Besok, Pekerja Harap-harap Cemas

“Kalau sudah viral ya sudah, tapi buka saja tatonya, mungkin maksudnya untuk gaul. Tapi pejabat negara memang tidak boleh menyimbolkan persepsi negatif masyarakat,” tutur Bahtiar.

Menurutnya, seorang pemimpin bukan hanya cerdas, tetapi sikapnya harus memberikan teladan. Meski tidak ada hubungan antara orang bertato dengan tindak korupsi, namun persoalannya hanya ada di sosial kultural.

“Menjadi kepala desa, disamping memiliki pengetahuan pemerintahan, jika mendapat respon negatif harus memperhatikan masyarakat,” ucap Bahtiar.***(Eka Alisa Putri/PikiranRakyat-Bekasi.com)

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah