Peter F Gontha Geram Dituding Asal Bikin Berita, Beberkan Surat Bos Djarum Budi Hartono ke Jokowi

- 13 September 2020, 08:35 WIB
Peter F Gontha Geram Dituding Asal Bikin Berita, Beberkan Bukti Surat Bos Jarum ke Jokowi
Peter F Gontha Geram Dituding Asal Bikin Berita, Beberkan Bukti Surat Bos Jarum ke Jokowi /

RINGTIMES BALI - Minggu, 13 September 2020, Nama Budi Hartono langsung menduduki pencarian tertinggi di mesin Google Indonesia, dan trending topics Twitter.

Disebut-sebut, bos Djarum Budi Hartono viral lantaran mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo.

Isinya mengenai penolakannya dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta oleh Gubernur Anies Baswedan.

Baca Juga: Budi Hartono Pengusaha Terkaya Surati Jokowi Tolak PSBB Total

Surat dari orang terkaya di Indonesia itu kepada Jokowi diunggah oleh pengusaha asal Indonesia Peter F Gontha di akun Instagram @petergontha, Sabtu, 12 September 2020.

Terbaru Minggu pagi, Peter F Gontha menyampaikan bukti berupa cuplikan pesan WhatsApp yang menjawab, bahwa surat itu benar dari Budi Hartono untuk Jokowi.

“Buat Media Nasional yang berpikir saya asal bikin berita!” tulisnya di kolom caption.

Baca Juga: Siap-siap, Besok Pengumuman Resmi PSBB Jakarta

Dalam percakapan disampaikan, bahwa surat Budi Hartono tolak PSBB ke Jokowi, lantaran Istana meminta masukan kepada bos Djarum tersebut.

Iya betul pak krn katanya diminta masukan dr istana

Jawaban itu discreenshot, setelah pengirim yakni Peter F Gontha menanyakan, Apa itu betul surat dari pak Budi Hartono?

Baca Juga: Diduga untuk Gulingkan Jokowi, PSBB Jakarta Bisa Sebabkan Krisis Ekonomi

Tidak disampaikan oleh mantan Dubes RI untuk Polandia, siapa orang yang menjadi lawan chat-nya kala itu.

Sebelumnya, Peter memposting isi surat penolakan orang terkaya di Indonesia atas PSBB total di Jakarta.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Buat Media Nasional yang berpikir saya asal bikin berita!

Sebuah kiriman dibagikan oleh Peter Gontha (@petergontha) pada

"Surat Budi Hartono Orang terkaya di Indonesia kepada Presiden RI September, 2020," tulis Peter, sebagaimana dimuat di Pikiran-rakyat.com "Sebar Surat Budi Hartono untuk Jokowi, Peter F Gontha Tunjukkan Bukti Itu Asli dari Orang Terkaya RI".

Baca Juga: PDIP Minta Anies Batalkan PSBB Total, Curigai Motif Terselubung

Dalam surat itu dijelaskan bahwa ada sejumlah alasan mengapa mereka menolak diberlakukan PSBB kembali. Salah satunya adalah karena aturan itu disebut terbukti tidak efektif membendung penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

"Menurut kami, keputusan untuk memberlakukan PSBB (total) kembali itu tidak tepat. Hal ini disebabkan PSBB di Jakarta telah terbukti tidak efektif di dalam menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi di Jakarta. (Bukti terlampir - Chart A negara yang berhasil dalam menurunkan tingkat infeksi melalui measure circuit breaker)." Demikian salah satu paragraf yang ada di surat itu.

"Di Jakarta meskipun pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB tingkat pertumbuhan infeksi tetap masih naik. (Bukti terlampir - Chart B - DKI Jakarta).”

bukti Isi surat Budi hartono
bukti Isi surat Budi hartono

Baca Juga: Kota Bogor Tidak Ikut Perpanjang Masa PSBB Anies: Tidak Ada Kewenangan dari DKI

Kemudian, mereka juga menganggap alasan Anies untuk memberlakukan kembali PSBB karena khawatir soal daya tampung Rumah Sakit di Jakarta, dinilai penulis surat kurang masuk akal.

"Kapasitas Rumah Sakit DKI Jakarta tetap akan mencapai maksimum kapasitasnya dengan atau tidak diberlakukan PSBB lagi. Hal ini disebabkan seharusnya Pemerintah Daerah/Pemerintah Pusat terus menyiapkan tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus," jelas surat Budi Hartono merupakan pemilik Grup Djarum, BCA, dan saudara Bambang Hartono ini.

Dalam surat juga disebutkan salah satu solusi yang bisa dilakukan pemerintah, yaitu misalnya dengan membangun rumah sakit darurat di pelabuhan, seperti yang dilakukan Singapura.

Baca Juga: Jakarta Berlaku PSBB Total, Bali Takutkan Pariwisata Down Lagi

"Contoh Solusi terlampir: ini adalah photo di Port Singapore yang membangun kapasitas kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan dari kasus yang perlu mendapatkan penanganan medis. Fasilitas seperti ini dapat diadakan dan dibangun dalam jangka waktu singkat (kurang dari 2 minggu - Photo 1 - karena memanfaatkan container yang tinggal dipasang Air-con dan tangga)." jelasnya.

Meski demikian, kebenaran surat tersebut belum bisa dikonfirmasi kepada pihak Budi Hartono.***(Gita Pratiwi/Pikiran-rakyat.com)

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x