Meski demikian, ke depan pemerintah memang harus memperhatikan pola pembelajaran menggunakan sistem daring ini. Memang lanjut dia, harus ada syarat infrastruktur yang cukup seperti peralatan dan kuota untuk mendukung program itu.
"Daerah mesti menyiapkan. Kalau belum bisa, maka daerah harus menyiapkan model pembelajaran tatap muka dengan murid terbatas dan harus dengan protokol kesehatan ketat," ucapnya.
Gamjar meminta agar sekolah sekolah di Jawa Tengah (Jateng) tetap menggelar proses belajar mengajar tatap muka khusus untuk siswa yang tidak memiliki peralatan belajar daring di Jateng.
Baca Juga: Operasi Aman Nusa, Personil Polres Gianyar Lakukan Pendisiplinan Pedagang dan Pengunjung di Pasar Sa
"Boleh, ada sekolah tatap muka, syaratnya adalah siswanya dibatasi dan protokol kesehatan dijalankan ketat," terangnya.
Sekolah tatap muka hanya untuk warganya yang tidak mampu menyediakan fasilitas belajar daring dan maksimal hanya 10 anak.
"Kalau satu atau lima bahkan sepuluh siswa itu masih bisa. Semuanya harus dilakukan demi akses proses belajar mengajar agar anak bisa berjalan," pungkasnya.***(Agung Nugroho/pikiranrakyat.com)