Cina Dituding Kirim Ilmuwan Militer Secara Diam-diam Oleh Amerika

- 24 Juli 2020, 08:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping . (ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping . (ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque) /

RINGTIMES BALI - Semakin keras hubungan Amerika Serikat (AS) dan China belakangan ini semakin tinggi. Kabar terbaru, seorang ilmuwan asal China yang dicurigai melakukan kecurangan visa dan merahasiakan hubungannya dengan militer, telah kabur ke konsulat China di San Francisco.

Dokumen yang diserahkan oleh jaksa penuntut di sebuah pengadilan federal di San Francisco, tersangka bernama Juan Tang adalah seorang periset biologi di University of California, Davis.

Diketahui, dalam wawancara dengan agen FBI bulan lalu, Tang mengatakan ia belum pernah bekerja untuk militer China.

Baca Juga: Kaki Maling Diberondong Timah Panas

Berita ini sebelumnya telah terbit di galamedianew.com dengan judul AS Tuding China Kirim Ilmuwan Militer Secara Diam-diam, Tensi Dua Negara

Namun, kata dokumen, sebuah investigasi sumber terbuka atau open source menemukan foto-fotonya mengenakan seragam tentara.

Penggeledahan di rumahnya mendapati bukti lainnya yang menunjukkan afiliasinya dengan Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA.

Baca Juga: Update Covid 23 Juli 2020, Positif Hampir 3 ribu Kasus di Bali Meninggal 48 orang

"Menyusul penggeledahan dan wawancara Tang pada 20 Juni 2020, Tang pergi ke konsulat China di San Francisco, di mana ia selanjutnya menetap, menurut penilaian FBI," tulis dokumen pengadilan tersebut, yang pertama dilaporkan oleh situs berita Axios.

Dokumen itu mengatakan: "Seperti yang ditunjukkan oleh kasus Tang, konsulat China di San Francisco menyediakan potensi rumah aman bagi tentara PLA guna menghindari prosekusi di Amerika Serikat."

Sebelumnya, pada Rabu, 22 Juli 2020, pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan penutupan konsulat China di Houston. Pemerintah AS menuding para konsulat terlibat kasus pencurian properti intelektual.

Baca Juga: Yuk, Cobain NasDap Alias Nasi Sedap di Bali

China pun mengecam perlakuan terhadap ilmuwan-ilmuwan dan konsulatnya di AS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin balik menuding pemerintah Trump memakai alasan-alasan tersebut untuk membatasi, melecehkan, atau menindas ilmuwan China di AS.

Menyusul kisruh penutupan konsulat China di Houston, Trump mengancam akan menutup lebih banyak kantor konsulat China.

Dalam beberapa bulan terakhir, ia kerap bentrok dengan Beijing soal perdagangan, pandemi virus corona, dan pengesahan undang-undang keamanan nasional baru yang kontroversial bagi Hong Kong.

Baca Juga: Gaji ke 13 Akan Segera Cair, Tapi Tidak Semua Berhak Menerimanya

Hubungan diplomatik antara AS dan China pun semakin memburuk. Terlebih setelah Washington memerintahkan Beijing untuk menutup konsulat mereka di Houston, paling lambat Jumat, 24 Juli 2020.

Dalam serangkaian cuitan, juru bicara Kemenlu China, Hua Chunying memaparkan alasan-alasan yang disampaikan AS terkait penutupan konsulat di Houston "luar biasa mengada-ada".

Dia mendesak AS mengubah "keputusan salah" tersebut, atau China akan "bertindak dengan balasan yang tegas".

Baca Juga: Astaga Diduga Motif Cinta Orang Ketiga yang Menyebabkan Meninggalnya Editor Metro TV

"Ketika para diplomat China mengusung pemahaman antar dua belah pihak serta persahabatan, kedutaan AS di China menyerang sistem politik China di depan umum," ujarnya.***(Lucky M. Lukman/galamedianews.com)

Editor: I Ketut Subiksa

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x