Geger, Tsunami 20 Meter Diprediksi ITB akan Terjadi di Jabar, Jatim, BMKG Sebut Kemungkinan Terburuk

27 September 2020, 07:59 WIB
Geger, Tsunami 20 Meter Diprediksi ITB akan Terjadi Jabar, Jatim , BMKG Sebut Kemungkinan Terburuk /Ilustrasi Tsunami PIXABAY/

RINGTIMES BALI - Gelombang tsunami setinggi 20 meter diprediksi Institut Teknologi Bandung (ITB) akan mengguncang warga di pesisir wilayah sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur. Dampak tsunami tentu akan memporak porandakan dua wilayah ini jika memang itu terjadi.

Tsunami ini akibat dari potensi gempa bumi kuat di zona megathrust sehingga berpotensi di kawasan itu terjadi tsunami.

Hal itu terungkap dari hasil riset ITB yang disampaikan di jurnal ilmiah nature baru-baru ini.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Adanya informasi potensi tsunami itu tentu saja menggemparkan masyarakat pesisir pantai. 

Pasalnya dalam risetnya ITB memprediksi akan terjadi gempa bumi di wilayah sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur yang berpotensi di gulung tsunami.

Riset tersebut memperkirakan tinggi tsunami yang akan mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Atas hal ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun turut membuka suara.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKGDaryono mengungkapkan pihaknya mengapresiasi kajian tersebut.

"ADANYA potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini," ungkapnya sebagaimana dikutip dalam artikel di Pikiran-Rakyat.com ITB Prediksi Tsunami 20 Meter Bisa Terjadi di Jabar dan Jatim, BMKG Singgung Gambaran Terburuk

Baca Juga: Cek, Daftar Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Terjadi Tsunami, Apakah Daerahmu

dalam akun Instagram pribadinya @daryonobmkg yang diunggah pada Jumat 25 September 2020

"Diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami," sambungnya.

Menurutnya, perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun infrastruktur.

Baca Juga: Waspada, Hasil Riset ITB Memprediksi Tsunami Besar Terjadi di Laut Selatan Jawa

Masyarakat, lanjut Daryono, diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.

"BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," tulisnya.

Ia mengakui, informasi potensi gempa bumi kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading).

Baca Juga: Riset ITB Bareng Kolaborator Ungkap Kemungkinan Tsunami Besar di Jawa, Tingginya Puluhan Meter

Akan tetapi, menurutnya masyarakat lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan.

"Informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik," ungkapnya.

"Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian," tambahnya.

Baca Juga: Gempabumi Tektonik M 6,1 di Laut Jawa Tidak Berpotensi Tsunami

Menurutnya, kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa bumi megathrust dan skenario terburuk.

Akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa bumi akan terjadi.

"Maka dari itu, dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," ungkapnya.

Baca Juga: Waspada! Jabar dan Jatim Berpotensi Terjadi Tsunami dengan Tinggi 20 M, Ini Penjelasannya

Menurutnya, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat.

Akan tetapi, harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata. Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi.

Serta menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami.***(Tita Salsabila/Pikiran-rakyat.com)

 

 

 

 

 

 

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler