Pembunuhan di Baki Dilandasi Ekonomi, Psikolog: Tekan Stres, Emosi, Putus Asa Anda Saat Pandemi

23 Agustus 2020, 12:56 WIB
Tingkat stress, emosi, putus asa meningkat di masa pandemi./pixabay /

RINGTIMES BALI - Indonesia masih di masa Pandemi, sementara itu trend kasus pembunuhan di Indonesia sepertinya terus meningkat.

Ada saja kejadian yang membuat kita bertanya-tanya, mengapa ada orang setega itu melakukan pembunuhan?

Lantas apa yang mendasari orang bisa memiliki niatan jahat untuk membunuh, perkaranya dia tidak tahu, jika terungkap pasti penjara menanti jika dia tidak tertangkap pengadilan Tuhan yang akan menentukan.

Baca Juga: Jangan Sering Menyalahkan Anak, Karena Dapat Membunuh Mental Mereka

Ada kasus menarik seperti di lokasi kejadian pembunuhan yang menjadi viral.

Lokasinya di Baki Sukoharjo, Jawa Tengah.

Adalah pria berinisial HT yang memiliki niatan jahat untuk membunuh satu keluarga yakni korban Suranto, istri Sri Handayani, serta dua anaknya RA dan DN adalah utang piutang.

Pelaku kemudian berhasil ditangkap di Polres Sukoharjo, Jawa Tengah pada Sabtu 22 Agustus 2020. Penangkapan dilakukan setelah 3 jam olah TKP yang dilakukan pada Sabtu dini hari.

Baca Juga: Demi Uang 10 Ribu Membunuh, Residivis Kembali Dijebloskan ke Penjara

"Pelaku berhasil kami tangkap tiga jam setelah olah TKP Sukoharjo," kata Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas saat jumpa pers di Polsek Baki, Sabtu 22 Agustus 2020 siang.

Yugo mengatakan bahwa HT merupakan rekan bisnis korban, yakni Suranto, dalam menjalankan usaha rental mobil. Menurut pengakuan pelaku, aksi pembunuhan dilakukan pada Rabu dini hari 19 Agustus 2020.

Yugo mengatakan pelaku terpaksa membunuh korban dan keluarganya karena ingin memilik mobil Toyota Avanza milik korban. Mobil itu akan dipakai untuk membayar utang oleh pelaku.

Baca Juga: Drama Orang Terdekat, Ungkap Misteri Pembunuhan Yodi

"Motifnya karena ada masalah utang. Pelaku punya utang cukup banyak kepada orang lain. Dia ingin menguasai mobil korban untuk membayar utang," katanya.

Yugo mengatakan HT juga sempat berupaya menghilangkan barang bukti. Salah satunya dengan membuang pisau dapur ke sungai serta baju yag ada bercak datah.

Dari olah TKP Suranto dan istrinya Sri Handayani ditemukan berada di dalam satu ruangan. Sementara jenazah kedua anaknya berada terpencar di ruang yang berbeda.

Baca Juga: Wartawan Tewas di Mamuju Masih Diselidiki, Polisi Periksa Orang Terdekat

Mobil milik korban jenis Toyota Avanza AD 9125 XT juga sudah diamankan. Mobil tersebut telah digadaikan oleh pelaku sebesar Rp 82 juta.

Sementara itu, disatu sisi, terkait maraknya pembunuhan khususnya di masa pandemi, Psikolog Lyly Puspa Palupi S.,M.Si., mengatakan, masa pandemi memang memberikan efek bagi aspek psikologis individu.

Karena banyak perubahan yang dialami membuat individu harus beradaptasi.

"Sebagian ada yang mengalami tekanan dalam hal ekonomi (berkurangnya pendapatan hingga kehilangan pekerjaan), sosial (terbatasnya interaksi dengan orang lain), kekhawatiran akan kondisi kesehatan, takut tertular covid 19 dll."

Baca Juga: Pria 19 Tahun Tewas dalam Unjuk Rasa Pembunuhan Floyd oleh Polisi

"Hal-hal seperti ini bisa memunculkan stres dan masalah-masalah psikis yang lain. Pada individu yg rentan terhadap stres, atau kurang mampu mengatasi stresnya, bisa memunculkan perilaku-perilaku negatif salah satunya tindakan agresivitas atau kekerasan terhadap orang lain," jelasnya kepada Ringtimes Bali, Minggu 23 Agustus 2020.

Sehingga seringkali kita dengar berita misalnya ada tindak kejahatan pencurian, penjambretan dll yang setelah ditelusuri dilandasi faktor ekonomi, imbuhnya.

Kondisi psikis seperti marah, frustrasi, atau putus asa bisa mendorong individu untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain, seperti pembunuhan.

Baca Juga: Stres di PHK Karena Covid-19, Suami Nekat Bunuh Istri dan Bayinya

"Biasanya sudah ada masalah lain yang melatarbelakangi kondisi stres pelaku. Masa pandemi memberikan tambahan tekanan sehingga muncul tindakan kejahatan," tegasnya seraya mengimbau agar masyarakat lebih waspada lagi dan bisa menguasai emosional jiwanya di masa pandemi.***

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler