Terungkap, Staf KPU Yahukimo Henry Jovinski Pernah Terima Ancaman Sebelum Dibunuh

22 Agustus 2020, 13:59 WIB
Almarhum Staf KPU Yahukimo, Papua, Henry Jovinski./ /

RINGTIMES BALI - Pihak keluarga Henry Jovinski, yang tewas dibunuh saat menjalankan tugasnya, menyesalkan tidak adanya jaminan keamanan di lokasi dimana korban bekerja.

Untuk diketahui, Henry merupakan staf KPU di Yahukimo, Papua.

Vivin Monika (53) ibu kandung almarhum, mengaku menyesalkan apa yang terjadi pada anaknya.

Baca Juga: Mengenal Warisan Veteran Indonesia, Pekik Kemerdekaan

Henry sendiri diketahui merupakan tulang punggung keluarganya.

"Tidak adanya pembekalan atau breafing kondisi keamanan lokasi wilayah di mana dia bekerja. Dengan demikian dia bisa jaga diri dan lebih waspada," aku Vivin, Sabtu 22 Agustus 2020.

Sebelumnya, korban sempat pulang, katanya, dia banyak mengeluhkan lokasi di mana dia bekerja, penuh konflik dan beberapa kali menerima ancaman.

Baca Juga: Wartawan Tewas di Mamuju Masih Diselidiki, Polisi Periksa Orang Terdekat

Vivin menuturkan, pembunuhan terhadap anaknya sudah direncanakan, oleh karena itu dia berharap agar pelaku dihukum seberat beratnya.

Almarhum merupakan anak pertama dari dua bersaudara, secara rutin donor darah, bahkan dia mendapat penghargaan sebagai pendonor. Bahkan lebih dari 25 kali. karena sudah dilakukan rutin sejak SMA.

"Tetapi ironisnya dia meninggal karena kehabisan darah," katanya.

Baca Juga: Jasa Influencer Marketing Capai Rp90,45 Miliar Disewa Pemerintah, Mulyanto: Riset Covid Gak Penting

Sebagai staf KPU Yahukimo, Papua sejak April 2019. Sejak diterima bekerja di KPU, Henry memang sudah berkeinginan untuk ke Papua, karena tertarik dengan keindahan alam di sana.

Sejak meninggalnya, perhatian dari KPU sangat besar, mulai dari KPU Banyumas hingga KPU pusat.

Seperti diketahui, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Ilham Saputra, meminta pihak kepolisian menjamin keamanan petugas KPU yang sedang menjalankan tugas di wilayah yang menyelenggarakan Pilkada.

Baca Juga: Peristiwa Penting pada 22 Agustus, Salah Satunya Terbentuknya BKR

Sebab dipastikan eskalasi politik menjelang pilkada khususnya keamanan, akan meningkat.

Jaminan keamanan dari aparat untuk menghindari supaya tragedi yang menimpa Henry Jovinski, staf KPU Yahukimo, Papua yang dibunuh dengan kejam tidak terulang kembali.

Dia berharap adanya perlindungan terhadap para petugas KPU yang lebih maksimal, terutama di wilayah yang sedang menggelar pilkada.

Baca Juga: Sejarah 21 Agustus, Selamat Hari Maritim Nasional dan Pengibaran Bendera

"Eskalasi politik, pasti akan meningkat menjelang pilkada, terutama soal keamanan, tingkat konfliknya tinggi sehingga harus ada jaminan keamanan petugas kita selama dalam menjalankan tugas,” kata Ilham, usai mengunjungi keluarga almarhum Henry Jovinski di Jalan Sunan Ampel, Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat 21 Agustus 2020 lalu.

Pihak keamanan wajib memberikan pengawalan dan memastikan petugas KPU aman dalam menjalankan tugas, tidak ada intervensi dari pihak manapun dan tidak ada tindak kekerasan yang mengancamnya.

Ilham mengakui sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, meminta supaya KPU dibantu dalam menjalankan tugas negara, terutama petugas KPU yang sedang menjalankan tahapan pilkada di daerah-daerah.

Baca Juga: Anggaran Pilkada Jangan Sampai Mubazir, ini Kata Pengamat Politik

"Pihak keamanan wajib memberikan pengawalan dan memastikan petugas KPU aman dalam menjalankan tugas, kami harus bekerja dengan rasa aman, tidak ada intervensi maupun kekerasan " tambahnya.

Mengenai perkembangan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan terhadap Henry Jovinski ini, Ilham mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib.

Namun, harapan keluarga besar KPU, pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya yang sudah menghilangkan nyawa orang lain.

Baca Juga: Amien Rais Tolak Keras Ketum PAN jadi Mentor Politik Gibran di Pilkada Solo, Kenapa?

Sebagaimana dimuat sebelumnya di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Rutin Donor, Henry Malah Meninggal akibat Kehabisan Darah Usai Dibunuh, KPU: Minta Jaminan Keamanan".

Ilham mengakui tragedi berdarah yang menimpa staf KPU membuat semua KPU seluruh Indonesia berduka.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap keluarga yang ditinggalkan, KPU RI memberikan tali asih untuk keluarga sebesar Rp 260 juta. Dana tersebut dikumpulkan dari seluruh anggota KPU yang tersebar di berbagai wilayah.

Baca Juga: Firli Bahuri : Pilkada Bebas dari Politik Uang

“Kita mengumpulkan donasi dari anggota KPU seluruh Indonesia, untuk diberikan kepada keluarga almarhum, sebagai bentuk simpatik kami kepada keluarga staf KPU yang meninggal saat sedang menjalankan tugas,” katanya.***(Eviyanti/Pikiran-rakyat.com)

 

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler