17 Perusahan China Pindah ke Indonesia Berbekal Rp 500 Triliun

10 Agustus 2020, 22:33 WIB
ILUSTRASI uang.* /DOK. PR/

RINGTIMES BALI - Sekitar 17 perusahan China hampir pasti pindah dan 7 perusahan sudah pasti pindah membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) sumringah terkait rencana relokasi pabrik dari China ke Indonesia.

Potensi investasi perusahaan yang akan merelokasi pabriknya ke Indonesia kembali bertambah 17 perusahaan dengan nilai mencapai 37 miliar dolar AS (sekitar Rp 544 triliun) setelah dinyatakan oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)

Direktur Utama Holding PTPN III Muhammad Abdul Ghani mengungkapkan berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 17 perusahaan ini sudah menyatakan minatnya untuk relokasi pabrik ke dalam negeri.

Baca Juga: Melawan Petugas, Residivis Pengedar Narkotika Ditembak Mati Aparat Polresta Surabaya.

Berita ini sebelumnya telah terbit di galamedianews.com dengan judul Boyong Rp 500 Triliun Lebih, 17 Perusahaan asal China Bakal Hijrah ke Indonesia

"Proses relokasinya sudah mencapai 60% - 70%. Mudah-mudahan informasi ini bisa terealisasi untuk segera investasi di KIT (Kawasan Industri Terpadu) Batang," kata Ghani dalam siaran persnya, Senin 10 Agustus 2020.

Salah satu perusahaan yang telah menyatakan komitmennya ini adalah LG Chemical dengan potensi investasi mencapai 9,8 miliar dolar AS (Rp 142,98 triliun) dan berpotensi menyerap tenaga kerja sekitar 14.000 orang.

Baca Juga: Akhirnya, Pengeroyok Dokter Jaga RSUD Banyuwangi Ditangkap Polda Jawa Timur

Dia menjelaskan, sejak awal kawasan industri terpadu (KIT) Batang dipersiapkan, sudah ada tujuh perusahaan yang siap merelokasi pabriknya ke Indonesia.

Perusahaan tersebut antara lain PT Meiloon Technology (Taiwan), PT Sagami Indonesia (Jepang), PT CDS Asia (Amerika Serikat), PT Kenda Rubber Indonesia (Taiwan), PT Denso Indonesia (Jepang), PT Panasonic Manufacturing Indonesia (Jepang), dan PT LG Electronics Indonesia (Korea Selatan).

Dari tujuh perusahaan ini saja nilai investasinya mencapai 850 juta dolar AS atau sekitar Rp 11,9 triliun dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 30 ribu orang.

Baca Juga: Habis Hina Bupati, Anggota DPRD di Vonis 19 Bulan Penjara

Konsorsium pengembangan KIT Batang terdiri dari PTPN IX dengan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), PT Pembangunan Perumahan (PP) dan Perusahaan Daerah Aneka Usaha Kabupaten Batang.

Konsorsium ini tengah mendata kebutuhan investor, terkait kebutuhan lahan, debit air, listrik, dan gas, paralel dengan perencanaan master plan yang segera difinalisasi.

"Karenanya kepada investor dipersilakan untuk memberikan informasi kebutuhan teknis dan spesifikasinya agar dapat mengakomodir apa yang diinginkan oleh investor, sehingga lebih bisa mengakselerasi pekerjaan perencanaan dan konstruksi di Site, mengingat diharapkan awal tahun 2021 lokasi sudah ready to build," jelas dia.

Baca Juga: Istri Walikota Banjarbaru Antarkan Suaminya ke Peristirahatan Terakhir Akibat Covid-19

Dalam hal penyediaan infrastruktur dasar seperti jalan akses utama/main road, simpang susun dari Jalan Tol langsung menuju Site, sumber air baku, Dry Port, direncanakan akan bersinergi dengan pemerintah melalui APBN.

Jaringan listrik telah bersinergi dengan PLN, serta jaringan gas akan menyambung dengan pipa transmisi Cirebon-Semarang, sehingga KIT Batang betul-betul siap untuk ditempati oleh investor dengan menawarkan harga yang kompetitif.

"Harapan kami tentunya semakin banyak investor yang berinvestasi di Indonesia untuk membantu kemajuan proyek industri dan sekaligus dapat membantu langkah pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional," tandasnya.**(Dicky Aditya/galamedianews.com)

 
Editor: I Ketut Subiksa

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler