RINGTIMES BALI – Program beasiswa S2 Dalam dan Luar Negeri kembali dibuka.
Program ini dibuka oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM), yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia khususnya di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Dilansir ringtimesbali.com dari kanal Instagram Kemenkominfo pada tanggal 31 Januari 2021.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ucapkan Ulang Tahun NU Ke-95, Ajak Kyai dan Santri Ikut Membangun Masa Depan
Adapun Universitas pilihan untuk beasiswa S2 Dalam Negeri yaitu di bidang Informatika dengan pilihannya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Untuk bidang komunikasi, pilihannya diantaranya UI, UGM, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Andalas (Unand), Universitas Sumatera Utara (U SU), dan Universitas Hasanudin (UNHAS).
Sedangkan pilihan universitas untuk program beasiswa S2 Luar Negeri yaitu, Tsinghua University di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), International Institute of Information Technology Bangalore (IIIT-B) di India, Eotvos-Lorand University (ELTE) di Hungaria, Twente University di Belanda, Skema Kominfo – StuNed di Belanda, The University of Electro Communications (UEC) di Jepang.
Baca Juga: 1.387 Kasus Hoaks, Kominfo Mengimbau Masyarakat Agar Waspada dengan Berita yang Beredar
Program beasiswa ini terbuka untuk umum, aparatur pemerintah pusat dan daerah termasuk TNI dan POLRI.
Ada 2 persyaratan untuk program beasiswa S2 Dalam Negeri yaitu:
- Persyaratan Umum:
- Masa kerja minimum 2 tahun
- Belum memiliki gelar S2 dan tidak sedang mengikuti Pendidikan S2 dari lembaga lain
- Persyaratan lain mengikuti persyaratan di masing-masing Perguruan Tinggi yang dipilih
- Pendaftar beasiswa hanya diperkenankan untuk kelas reguler.
Baca Juga: Kominfo Temukan 2.020 Hoaks Covid-19, 1.759 Konten Di Take Down
- Persyaratan khusus:
- Status Warga Negara Indonesia (WNI)
- Usia maksimal 33 tahun
- Latar belakang pekerjaan di sektor TIK dan pelaku startup lokal
- Mendapat izin dari pimpinan berwenang untuk menjalani pendidikan
- Menyertakan surat rekomendasi dari pimpinan, dosen atau tokoh lain yang punya kredibilitas
- IPK minimal 3,00 untuk bidang komunikasi, Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan, IPK minimal 2,90 untuk bidang informatika.
Ada persyaratan khusus bagi PNS yang ingin mengikuti program beasiswa ini yaitu:
Baca Juga: 2 Bantuan Pendidikan untuk Anak Sekolah di 2021, Pastikan Kamu Termasuk Penerima KIP dan PKH
- Status PNS aktif
- Masa kerja minimum 2 tahun (dihitung sejak menjadi CPNS)
- Usia maksimal 37 tahun
- PNS 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) usia maksimum 42 tahun
- Tidak ditujukan bagi PNS dengan jabatan fungsional pengajar pada instansi sektor pendidikan
- Tugas dan fungsinya di Instansi harus terkait dengan beasiswa pendidikan yang dilamar
Sedangkan untuk persyaratan pendaftaran program beasiswa S2 Luar Negeri yaitu:
Baca Juga: 7 Cara Mencegah Bocornya Data Pribadi di Ponsel Ala Kominfo
- Status WNI
- Latar belakang pekerjaan di sektor TIK dan pelaku startup lokal (bagi pelamar dari masyarakat umum termasuk penyandang disabilitas)
- Usia maksimal 37 tahun untuk ASN/TNI/POLRI dan 33 tahun untuk masyarakat umum
- Belum memiliki gelar S2 dan tidak sedang menerima beasiswa atau tidak sedang mengikuti program pendidikan S2.
- Mendapat izin pejabat yang berwenang
- Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun
- Harus menunjukkan potensi menjadi pemimpin, pembuat keputusan, memiliki atribut personal, integritas, intelektual, dan interpersonal yang mencerminkan potensi ini
- Akan kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan
- IPK S1 minimal 2,90 (skala 4,0) sedangkan khusus untuk skema Beasiswa Kominfo-StuNed minimal 3,00.
- Diutamakan yang memiliki sertifikat kemahiran Bahasa Inggris (IELTS/TOEFL)
- Wajib mendaftar ke perguruan tinggi untuk permulaan kuliah di bulan Agustus/September 2021
- Memenuhi persyaratan khusus dari masing-masing perguruan tinggi yang dipilih
- Berlaku secara spesifik untuk negara tujuan dan perguruan tinggi tertentu.***