Divaksin Covid-19 Bukan Berarti Kebal Virus, Simak Penjelasan Berikut

15 Januari 2021, 19:30 WIB
Divaksin Bukan Berarti Kebal Covid-19, Simak Penjelasan Berikut /PIXABAY/WiR_Pixs

RINGTIMES BALI – Penyuntikan vaksin Covid-19 mulai dilakukan di Indonesia. Setelah sebelumnya Presiden RI, Joko Widodo menjadi orang pertama yang divaksin, selanjutnya pemberian vaksin akan menyasar seluruh masyarakat yang memenuhi syarat.

Memang ada beberapa pihak yang tidak mau disuntik vaksin Covid-19. Namun penyuntikan vaksin Covid-19 sangat penting.

Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin EUA Vaksin Covid-19 yang Ditetapkan WHO

Penyuntikan vaksin Covid-19 bisa mengurangi resiko seseorang tertular virus Covid-19. Namun dikutip RINGTIMES BALI dari postingan di akun Instagram @narasinewsroom pada 15 Januari 2021, seseorang yang divaksin Covid-19 bukan berarti kebal terhadap virus ini.

Setelah divaksin, seseorang masih bisa tertular. Sehingga mereka harus tetap menerapkan 3M yakni menjalankan protokol kesehatan.

Vaksinasi yang dimulai pada 13 Januari 2021, ditandai dengan disuntiknya Presiden Jokowi sebagai orang pertama dengan vaksin Covid Sinovac. Ini sekaligus menandai dimulainya vaksinasi tahap I di Indonesia yang akan diberikan kepada 1,3 juta tenaga Kesehatan.

Meski begitu, penting bagi orang yang divaksin untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Hal ini juga disampaikan oleh Dr. Ines Atmosukarto, Peneliti Bidang Biokimia dan Molekuler melalui aplikasi zoom pada 13 Januari 2021.

Ia menyebut bahwa vaksin ini penting untuk memperkecil resiko seseorang sakit berat jika tertular. Vaksin yang ada sekarang baik Sinovac, Pfizer maupun Moderna belumbisa dikatakan akan menghambat  transmisi (penularan.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Sudah Dapat Izin dari BPOM dan MUI, Siap Diedarkan

Walaupun sudah divaksin tetap saja harus jaga jarak, pakai masker. Karena belum tentu kita tidak akan menularkan virus ke orang lain.

“Dengan vaksinasi kita tidak akan sakit parah. Tapi belum tentu kita tidak akan menularkannya virus ke orang lain. Karena uji klinis tidak mengukur kemampuan vaksin untuk menghambat penularan,”ungkap Dr. Ines.***

 

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Tags

Terkini

Terpopuler