Daftar Hoaks 2020 Populer dari Isu Covid-19 hingga Politik

27 Desember 2020, 07:00 WIB
Daftar Hoaks 2020 Populer dari Isu Covid-19 hingga Politik. /PIXABAY/fernando zhiminaicela

RINGTIMES BALI - Di tahun 2020 ada banyak daftar hoaks menjadi sajian sehari-hari bagi warga Indonesia.

Mulai dari kemunculan Covid-19, penyakit yang muncul pertama kali di Wuhan, China pada Desember 2019. Atas hal ini, tentu saja meluluh-lantakkan seluruh sektor mulai kesehatan, ekonomi, pendidikan dan yang lainnya.

Masyarakat seharusnya mendapatkan informasi akurat namun masih ada saja pihak yang membuat berita menjadi tidak akurat alias disinformasi.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Berikut Daftar Musisi yang Meninggal di Tahun 2020

Menurut Pendiri Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Harry Sufehmi pada April 2020 masyarakat dunia tak hanya terancam Covid-19, tapi juga infodemik, istilah yang dipakai untuk menggambarkan banjir informasi yang tidak benar tentang pandemi.

"Istilah Infodemik itu sudah mengglobal karena turut memperburuk situasi, kita saat ini di situasi pandemik, wabah global, bukan lokal. Infodemik tidak menolong situasi yang parah ini," jelasnya.

Tak hanya infodemik saja, tentang hoaks yang beredar sepanjang 2020. Masih banyak konten-konten disinformasi atau pun misinformasi lain yang juga muncul dan membingungkan masyarakat.

Baca Juga: 10 Prediksi Besar Trend Fashion Pria 10 Tahun ke Depan, Yuk Intip di Sini

Dan berikut hoaks terpopuler sepanjang Januari hingga Desember 2020 yang dikutip dari Antara:

1. Januari, hoaks pengganti Wapres Ma'ruf Amin

Berita ini muncul tiga bulan setelah pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ini dilatarbelakangi kekosongan posisi Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Kabar itu bukanlah terkait penggantian Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden dalam Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga: Cek Fakta, Beredar Kabar WHO Bandingkan 10 Vaksin Covid-19 dan Sinovac, Ini Penjelasannya

2. Februari, pasien Covid-19 meninggal

Salah satu hoaks yang paling menyedot perhatian publik adalah kabar pasien terduga Covid-19 meninggal di Semarang. Unggahan disinformasi itu muncul akibat keluputan salah satu stasiun televisi memberikan informasi yang tegas kepada publik.

Tayangan berita terkait penanganan COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah itu merupakan informasi simulasi dari rumah sakit.

Hanya saja, warganet terjebak pada 36 detik pertama tayangan berita video itu. Misinformasi pun berkembang di Indonesia dari kelalaian warganet untuk memastikan informasi yang valid atas tayangan penuh video berita itu.

Baca Juga: Cek Fakta, Beredar Kabar Din Syamsudin Pidato Soal Pelanggaran HAM di PBB, Cek Kebenarannya di Sini

3. Maret, misinformasi awal SARS-CoV-2

Bentuk virus, peredaran vaksin, hingga obat-obatan dan herbal yang bisa menangkal COVID-19 menjadi informasi kabur sehingga memicu kemunculan hoaks.

Hasil riset awal terkait COVID-19 di berbagai negara, bahkan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi andalan para pemeriksa fakta secara internasional untuk memastikan informasi yang dibagi ke publik adalah fakta.

4. April, kabar kabur penutupan akses luar kota

Jelang Idul Fitri pada Mei 2020, bulan April seakan menjadi penentu. Pemerintah dan masyarakat, ketika itu, optimistis pandemi mereda sebelum libur Lebaran 2020. Tapi, situasi tidak demikian.

Baca Juga: Cek Fakta, BPKB Masuk Syarat Pencairan BSU Guru Honorer Kemenag, Cek Kebenarannya di Sini

Berbagai rencana pun muncul, termasuk penyekatan akses ke luar kota. Masyarakat kemudian dihadapkan pada dilema pulang kampung.

PT. Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Bakauheni menyatakan tidak ada penutupan akses pelabuhan karena menjadi akses barang dan orang dari Pulau Jawa menuju Sumatera, begitu pula sebaliknya.

5. Mei, COVID-19 di produk rokok sampai Jokowi datangi konser

Kabar tentang pembatalan cuti bersama Lebaran memang menjadi informasi signifikan pada Mei 2020 bagi masyarakat. Pesan berantai tentang produk rokok terpapar COVID-19 agaknya menjadi perhatian masyarakat.

Baca Juga: Cek Fakta, Rumah Puan Maharani Dibakar Pendemo UU Cipta Kerja

Kemampuan virus corona baru untuk menular lewat permukaan benda, termasuk barang konsumsi, sangat merisaukan masyarakat.

Unggahan hoaks lain yang lebih mendapatkan perhatian pada Mei adalah foto Presiden Joko Widodo dalam sebuah konser. Narasi dalam unggahan foto mengklaim Jokowi mendatangi sebuah konser, padahal pemerintah meminta masyarakat untuk menjaga jarak.

Faktanya, foto kehadiran Jokowi dalam konser itu merupakan peristiwa pada 2017. Saat itu, Jokowi mendatangi konser musik Synchronize Fest 2017.

Baca Juga: Cek Fakta, Beredar Kabar Kandungan Formaldehida pada Vaksin Menyebabkan Kanker Leukimia pada Anak

6. Juni, hoaks politik dan COVID-19

Peringatan hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni diiringi berbagai konten hoaks tentang kemunculan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI).

Konten terpopuler pada bulan itu adalah bantahan pesan hoaks tentang Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.

Nama PDI Perjuangan dan Megawati seringkali masuk dalam unggahan hoaks politik dan kerap dikaitkan dengan kemunculan PKI.

Baca Juga: Disebut Said Didu Mau Balas Dendam, Arteria, Namanya Dahlan bukan Bachtaruddin yang Tokoh PKI itu

7. Juli, ibadah haji tidak luput dari disinformasi

Penyelanggaran ibadah haji sebagai ritual tahunan umat Islam di Arab Saudi merupakan informasi yang paling diburu warganet Tanah Air pada Juli 2020.

Masyarakat pun mencari-cari kabar terbaru sembari berharap ibadah haji masih dapat dilaksanakan meski kuotanya harus dibatasi.

Hanya saja pencarian informasi selalu menyelipkan hoaks, seperti kabar bohong tentang jemaah asal Padang, Sumatera Barat yang tetap dapat berangkat ke Arab Saudi, meski negara itu menutup akses bagi warga asing.

Baca Juga: Mengejutkan! Putra DN Aidit Ungkap Film G30S PKI bukan Sejarah, Ini Alasan nya

Faktanya, foto tentang bus-bus jemaah haji asal Padang itu merupakan foto pada 2018 dan bukan pada 2020.

Selain soal ibadah haji sejumlah karyawan di pusat perbelanjaan di Palembang yang terpapar COVID-19.

8. Agustus, Dinamika kemerdekaan berbumbu hoaks salib

Perayaan 17 Agustus yang diharapkan mendongkrak semangat juang masyarakat untuk menghadapi pandemi COVID-19 seakan terganggu oleh hoaks logo resmi HUT ke-75 RI yang disebut menyerupai salib.

Baca Juga: Kemarin Trending, Ogah Disebut Cucu PKI, Arteria Dahlan Polisikan Hasril Caniago

Padahal, logo resmi HUT ke-75 RI itu merupakan grafis yang terdiri dari 10 elemen. Masing-masing elemen itu mempunyai makna seperti fokus, kemajuan, progres, efisien, global, dan lainnya.

Sementara itu, peristiwa kebakaran gedung Kejaksaan Agung RI pada Agustus 2020 juga diiringi hoaks kasus korupsi diputihkan sehingga konten bantahannya pun paling marak.

9. September, unggahan salah soal vaksin dan politik

Setelah pelaksanaan uji coba tahap ke-3 vaksin COVID-19 dilakukan di Indonesia pada Agustus, narasi hoaks pun mengikutinya pada September 2020.

Baca Juga: Cek Fakta, Pemerintah Berikan Bantuan Rp2,4 Juta kepada Peserta BPJS Kesehatan

Disebutkan bahwa vaksin Sinovac justru membuat relawan terjangkit COVID-19. Meski begitu, hoaks politik selalu populer bagi masyarakat. Terbukti dengan antihoaks yang membantah narasi "PDIP buka opsi bubarkan MUI".

10. Oktober, keriuhan UU Ciptaker

Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR pada 5 Oktober memicu berbagai penolakan dari sejumlah kelompok masyarakat.

Media massa dan media sosial diramaikan dengan berbagai komentar serta unggahan visual terkait demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja itu, salah satunya menyebut rumah Ketua DPR Puan Maharani dibakar pendemo.

Baca Juga: Cek Fakta, Menhan Prabowo Subianto Mundur dari Jabatannya

Berdasarkan penelusuran, informasi pembakaran rumah Puan Maharani adalah konten hoaks. Artikel itu menyedot perhatian publik pada Oktober 2020 di tengah keriuhan tentang beragam versi UU Cipta Kerja yang muncul di Internet.

11. November, kehadiran Rizieq Shihab di Indonesia

Kepulangan pemimpin organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ke Indonesia memenuhi pemberitaan media dan menyita perhatian masyarakat pada November 2020.

Sebagaimana isu lain yang berkembang, kepulangan Rizieq Shihab juga diikuti hoaks tentang beragam informasi terkait, termasuk tentang FPI.

Baca Juga: Cek Fakta, Lowongan Kerja PT. Astra Daihatsu Motor

Hoaks Rizieq Shihab yang viral hingga populer yaitu soal Rizieq yang bersumpah tidak mau pulang ke Indonesia. Faktanya, tidak pernah ditemukan pernyataan resmi Rizieq Shihab ataupun dari FPI terkait sumpah itu.

Pernyataan yang justru muncul dari Rizieq Shihab, seperti dalam pemberitaan media arus utama, adalah dia tidak takut pulang ke Indonesia.

Hoaks lain pada November adalah isu tentang pemilik Surat Izin Mengemudi jenis C (sepeda motor) mendapatkan bantuan sosial.

Baca Juga: Cek Fakta, Pemilik SIM C Dapat BLT Covid-19 Rp900 Ribu

Unggahan soal bantuan bagi pemilik SIM C itu semula hanya sebagai gurauan saja di media sosial. Sayangnya, sejumlah warganet justru percaya adanya bantuan itu.

12. Desember, pengetatan kembali akses luar kota

Di penghujung 2020, kabar kehadiran vaksin COVID-19 Sinovac dari China, seakan menjadi gong besar penanganan pandemi dari pemerintah.

Pemberitaan terkait rencana pemerintah mencegah peningkatan kasus COVID-19 dengan menutup akses luar kota pada libur Natal dan Tahun Baru 2021 juga banyak menarik perhatian masyarakat.

Baca Juga: Cek Fakta, Konsumsi Campuran Air Kelapa, Jeruk Nipis, Garam dan Madu Dapat Sembuhkan Covid-19

Kabar bohong penutupan kota tujuan wisata atau mudik akhir tahun mengikuti dua pemberitaan besar itu, seperti soal Solo "lockdown" dan Malang yang masuk zona hitam.

Kebijakan yang resmi adalah warga yang akan mudik atau ke luar kota diwajibkan untuk mengikuti tes cepat antigen untuk menghindari penularan COVID-19 yang lebih luas.

Namun, hoaks paling heboh pada Desember adalah soal bantuan sosial yang mencatut nama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

BPJS Kesehatan memang telah berulang kali menjadi sasaran hoaks, baik yang dikaitkan dengan penghapusan tunggakan iuran, ataupun pemberian bantuan sosial kepada para peserta.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler