Mengenal Lebih Dekat Skizofrenia, Alasan Isabella Guzman Dinyatakan Tak Bersalah

- 8 September 2020, 09:01 WIB
Mengenal Lebih Dekat Skizofrenia, Alasan Isabella Guzman Dinyatakan Tak Bersalah
Mengenal Lebih Dekat Skizofrenia, Alasan Isabella Guzman Dinyatakan Tak Bersalah /

RINGTIMES BALI - Nama Isabella Guzman menjadi trending karena kasus pembunuhan kepada ibu kandungnya. Namun dia dinyatakan tidak bersalah karena mengidap Skizofrenia dan harus dirawat di rumah sakit jiwa. Apa itu Skizofrenia dan bahayanya? Simak penjelasan berikut..

Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.

Gejala tersebut merupakan gejala dari psikosis, yaitu kondisi di mana penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.

Baca Juga: Sadis, Tikam Ibunya 151 Kali, Isabella Guzman Dibebaskan dengan Alasan Sakit Jiwa, Ini Faktanya

Gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik.

Penyebab pasti skizofrenia tidak diketahui, namun kombinasi genetika, lingkungan, serta struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah mungkin berperan atas terjadinya gangguan.

Berdasarkan WHO, diperkirakan lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia. Penderita skizofrenia juga berisiko 2-3 kali lebih tinggi mengalami kematian di usia muda.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Sudah 50 Persen Selesai, Akan Diuji Klinis Dua Bulan Kedepan

Di samping itu, setengah penderita skizofrenia diketahui juga menderita gangguan mental lain, seperti penyalahgunaan NAPZA, depresi, dan gangguan kecemasan

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, diperkirakan 1-2 orang tiap 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, termasuk skizofrenia, dan hampir 15 persen penderitanya mengalami pemasungan.

Setiap orang bisa saja terkena skizofrenia tanpa mengenal umur, tetapi umumnya kalangan remaja dan orang yang baru menginjak usia 20 tahun awal memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk terkena skizofrenia.

Baca Juga: Ingin Rambut Lebih Panjang dan Sehat, Lakukan Hal berikut

Beberapa faktor yang menjadi faktor risiko skizofrenia, yaitu:

Bentuk struktur otak dan sistem saraf pusat yang tidak normal.

Faktor genetik dari orangtua.

Kekurangan oksigen, kekurangan nutrisi dan terkena virus saat didalam kandungan.

Lahir dengan kondisi prematur.

Baca Juga: Ingin Punya Anak Laki-laki, Coba 5 Cara Ini

Peningkatan aktivasi pada sistem kekebalan tubuh.

Ketidakseimbangan kadar serotinin dan dopamine.

Peningkatan aktivasi pada sistem kekebalan tubuh.

Penyalahgunaan dari obat-obat terlarang.

Baca Juga: Kanker Usus Besar, jadi Penyebab Kematian yang Jarang Diketahui, Yuk Kenali Gejalanya

Skizofrenia terbagi menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif. Berikut ini penjelasan dari dua kategori gejala penyakit tersebut:

1. Gejala Negatif

Gejala skizofrenia negatif adalah kondisi ketika sifat dan kemampuan yang dimiliki orang normal, seperti konsentrasi, pola tidur normal, dan juga memiliki motivasi hidup menjadi hilang.

Umumnya, gejala tersebut ditambah dengan ketidakmauan seseorang untuk bersosialisasi dan merasa tidak nyaman saat bersama orang lain.

Baca Juga: Diet dengan Buah, 7 Cara Ini Wajib Dicoba

Ciri-ciri orang yang mengidap gejala skizofrenia negatif, yaitu terlihat apatis dan buruk secara emosi, tidak peduli terhadap penampilan diri sendiri dan menarik diri dari pergaulan.

2. Gejala Positif

Biasanya berupa delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan adanya perubahan perilaku.

Skizofrenia dapat diobati dengan menggunakan beberapa cara, seperti mengombnasikan obat-obatan melalui terapi psikologis.

Baca Juga: Siasati Bau Badan dengan 15 Cara Ini

Obat dengan resep pada pengobatan skizofrenia ini adalah antipsikotik yang dapat memengaruhi zat neurotransmiter didalam otak, yang bisa menurunkan rasa cemas, menurunkan atau mencegah halusinasi dan membantu menjaga kemampuan berpikir.

Dokter umumnya akan memberikan obat-obatan antipsikotik kepada pengidap skizofrenia untuk mengurangi atau menghilangkan gejalanya. Pengobatan lainnya dengan terapi kejut listrik atau elektrokonvulsif (ECT).

Metode ECT dengan cara memberikan aliran listrik eksternal ke otak pengidap yang sebelumnya sudah di anestesi atau ditidurkan sehingga kekacauan listrik pada otak penyebab gejala halusinasi dapat berkurang.***

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x