Penyintas kompulsif pernah mencoba untuk mengendalikan perilaku tersebut, namun aktivitasnya tetap di luar kontrol.
Alhasil, bila aktivitas ini tetap dilakukan, tidak hanya berdampak buruk ke belakang bagi penyintas, namun juga berdampak negatif di depan.
Apa yang terjadi ketika kecanduan?
Diproduksi pada bagian batang otak, hormon dopamine berfungsi untuk mengatur perasaan gembira (pleasure) yang singkat namun intens. Kabarnya, hormon ini berkaitan erat dengan sensasi kebaruan.
Baca Juga: 8 Kebiasaan Buruk Para Gamer yang Sulit Ditinggalkan, Jangan Sampai Kecanduan
“Seperti saat kita ikut dalam pre order barang yang dinanti-nanti,” ungkap dr. Jiemi.
Pada kondisi tersebut, produksi dopamine meningkat karena tubuh dipicu untuk gembira.
Namun, dr. Jiemi menyatakan bahwa situasi itu tidak bertahan lama, sehingga tubuh secara alamiah melakukan perilaku repetitif untuk mendapatkan kembali sensasi tersebut.
“Bila terus-menerus terjadi pada orang yang rentan, muncullah perilaku kecanduan karena produksi dopamine gagal terkontrol,” tambahnya.
Baca Juga: Ternyata Pornografi Sebabkan Kecanduan Seksual Pada Anak, Ini Faktanya