Heboh! Ilmuwan Ungkap Mayat Manusia Masih Bisa Bergerak Setelah Satu Tahun

1 Oktober 2020, 09:33 WIB
Mayat manusia masih bisa bergerak dalam satu tahun /OnBeing


RINGTIMES BALI -
Penggunaan kadaver (cadaver) atau jenazah yang sudah diawetkan untuk penelitian sudah lazim sebagai objek

Tujuan dari penelitian tersebut bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Seperti yang dilakukan peneliti di fasilitas penelitian dekomposisi yang berbasis di Australia. Mereka mendokumentasikan pembusukan mayat menggunakan kamera.

Baca Juga: Santer Isu Jaksa Agung akan Diganti, Benarkah Terkait Kebakaran Kejagung atau Kasus Kakap?

Selama 17 bulan, kamera di Fasilitas Australia untuk Penelitian Eksperimental Taphonomic (AFTER) mengambil gambar mayat setiap 30 menit pada siang hari.

Selama itu pula, mayat yang diamati masih terus bergerak secara “signifikan”.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Portal Jember pada 1 Oktober 2020 dengan judul Ilmuan: Setelah Kematian, Mayat Manusia Masih Bergerak Selama Satu Tahun

"Kami temukan lengannya bergerak secara signifikan,” ujar ilmuwan medis Alyson Wilson dari Central Queensland University kepada Australian Broadcasting Corporation, dikutip Ringtimes Bali dari  Science Alert.

Beberapa gerakan post-mortem memang diduga terjadi pada tahap awal pembusukan mayat. Namun, gerakan itu terus berlanjut selama 17 bulan cukup mengejutkan para ilmuwan.

Baca Juga: Maaf! 6 Kriteria Ini Sebabkan BLT Subsidi Gaji Anda Belum Cair, Segera Cek Rekening dan Laporkan

“Kami pikir gerakan itu terkait dengan proses pembusukan, saat tubuh mayat dan ligamen mengering,” kata Wilson.

Menurut Wilson, temuan baru ini bisa menjadi penting untuk investigasi kematian yang sulit dijelaskan. Cara ilmuwan menganalisis dan menafsir TKP juga bisa berubah dengan temuan ini.

Hingga saat ini, ilmuwan forensik berasumsi bahwa posisi tubuh yang ditemukan adalah posisi saat kematian.

Baca Juga: Kumpulan Pantun Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Cocok Untuk Caption Medsos Kamu

Sementara itu, penelitian Wilson merupakan penelitian pertama yang menggunakan kamera untuk mempelajari dekomposisi tubuh manusia, sehingga asumsi mengenai posisi tubuh mungkin tidak berlaku.

Mereka mengamati pembusukan mayat selama enam bulan.

Berangkat dari temuan ini, jika ada cukup mayat untuk diamati menggunakan kamera time-lapse, dapat menghasilkandata statistik pergerakan post-mortem yang berguna untuk analisis TKP secara lebih akurat.

Baca Juga: Semangat Membara, Mari Maknai Tujuan Penting Dibalik Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober

Diharapkan, penelitian lebih lanjut dapat membantu mengungkap kasus-kasus kematian yang sulit dipecahkan.

“Mereka akan memetakan tempat kejadian perkara, memetakan posisi tubuh korban, memetakan bukti fisik yang ditemukan, dan mereka dapat memahami penyebab kematian,” kata Wilson.***

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler