RINGTIMES BALI - banyak dari kita yang secara tidak sadar pernah mengalami lucid dream dan saat terbangun, merasa hal itu adalah mimpi terindah yang pernah dirasakan.
Seperti yang kita tahu, kebanyakan dari kita sering tidak sadar apakah kita benar sedang dalam mimpi hingga nantinya terbangun dan sadar bahwa itu hanya mimpi.
Lucid dream ini sendiri adalah dimana kamu dapat mengendalikan mimpimu secara sadar dan sadar bahwa kamu sedang didalam mimpi.
Baca Juga: Manfaat Masturbasi Bagi Kesehatan, Kamu Wajib Tahu Nih!
Lucid dream ini bukan hanya cerita fiksi atau hal mistis yang sedang menghantui kamu, justru sebaliknya, ada sebuah paper yang meneliti fenomena ini.
Paper tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan hubungan antara kerentanan terhadap lucid dream dan terjadinya fenomena yang dikenal sebagai pengalaman keluar tubuh.
Dalam OBE (atau Out of Body Experience) memiliki kesan bahwa kesadaran atau pusat kesadaran berada di luar tubuh fisik.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Kulit Kentang Punya Banyak Manfaat, Salah Satunya Hilangkan Ketombe
Di kalangan masyarakat umum, OBE umumnya dianggap sebagai fenomena mistik dalam konteks yang dikenal sebagai proyeksi astral atau perjalanan astral.
Bagaimanapun, OBE telah menarik minat ilmiah di kalangan psikolog, parapsikolog, dan psikiater sehingga ada semakin banyak data mengenai sifat pengalaman.
Setelah diteliti, lucid dream ini terjadi pada fase REM atau rapid eye movement.
Baca Juga: Penyerangan di Solo, Lunturnya Toleransi di Tengah Pandemi
Dalam fase REM ini, otak kita sedang dalam fase yang sangat aktif yang juga mempengaruhi detak jantung dan gerakan mata.
Di pengalaman sebagian orang lucid dream terjadi secara spontan, namun banyak juga yang mendapatkan pengalam lucid dream dari melatih diri agar mendapatkan pengalaman tersebut.
Lalu, apa saja yang dapat mempengaruhi otak kita agar pada saat fase REM, kita dapat merasakan lucid dream?
Baca Juga: Indonesia Terancam Memasuki Jurang Resesi : Mengapa dan Apa Hubungannya dengan Pandemi Ini?
Harvey J. Irwin, seorang peneliti dan penulis dari departemen psikologi di University of England Australia menjelaskan beberapa hal tersebut.
Yang pertama adalah yang harus disadari adalah kemampuan untuk mengendalikan mimpinya berbeda - beda.
yang kedua, makanan dan meditasi yang kamu lakukan akan memicu potensi untuk terjadinya lucid dream.
Baca Juga: [Update Covid-19] Indonesia Sedang Menjalani Tes Vaksin Dari Sinovac, Lalu, Apa Itu Sinovac?
Selain itu, buatlah agar tempat tidurmu senyaman mungkin. Hal ini dikaitkan dengan seberapa nyaman tidurmu saat fase REM.
Selanjutnya, untuk membentuk kesadaran akan mimpi, buatlah jurnal tentang apa saja yang kamu impikan setelah bangun tidur.
Lalu, carilah pattern di setiap mimpi yang kamu rasakan. Hal ini juga untuk menciptakan kesaran di otak tentang yang terjadi di setiap mimpimu.
Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Rusia, AS Beli Vaksin Covid Senilai 22 T
Setelah melakukan hal - hal tersebut, teruslah untuk tetap tertidur disaat ada hasrat ingin bangun dan coba pelan - pelan untuk mengendalikannya.
Selamat Mencoba!***